TEMPO.CO, Bogor - Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Nambo di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, bakal beroperasi pada awal 2016. Proyek pembangunan TPST regional tersebut mangkrak sejak dimulai sekitar tahun 2006.
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Bogor, Subaweh, mengatakan secara umum tempat pembuangan sampah tersebut siap dioperasikan. ”Meski masih ada beberapa tahap proyek yang belum selesai,” ujarnya kepada Tempo di Cibinong, Jumat, 6 Februari 2015. Tahapan proyek itu, kata Subaweh, ”Akses jalan sudah selesai, tinggal pemagaran di lokasi.”
TPST Nambo akan menampung dan mengolah sampah dari tiga wilayah, yakni Kabupaten Bogor, Kota Bogor, dan Kota Depok. Pembangunan tempat pembuangan sampah tersebut sempat menjadi perbincangan karena tak kunjung selesai hingga tiga periode Bupati Bogor.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto sempat menyatakan resah dengan banyaknya tumpukan sampah di sejumlah lokasi tempat pembuangan sampah di Kota Bogor. Apalagi dia banyak mendapat laporan dari masyarakat dan kepala dinas bahwa banyak sampah dari luar dibuang di tempat pembuangan sampah Kota Bogor yang dilakukan pada malam hari.
Menurut Bima Arya, sampah dari rumah tangga dan pasar tradisional dibuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Galuga, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Dia mengatakan Kota Bogor belum memiliki pilihan lain untuk pembuangan sampah, kecuali TPA Galuga. Soalnya, rencana TPA Kayumanis, Kota Bogor, ditolak warga. ”Sedangkan TPA Nambo, Kabupaten Bogor, belum jelas pengoperasiannya,” ujar Bima Arya, Juni 2014.
Subaweh mengatakan sampah yang dibuang di TPST Nambo nantinya didaur ulang dan dibuat menjadi bahan baku pembakaran pembuatan semen. ”Sampah dibuat briket sebagai pengganti batu bara,” katanya. Menurut dia, pihak Indocement, pabrik semen di kawasan Bogor, sudah menyatakan siap untuk meneken kontrak sebagai penampung.
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Bogor memastikan pada 2015 ini segera menyelesaikan sebagian infrastruktur TPST Nambo. Di antaranya pemagaran di area lahan seluas 40 hektare dan pembuatan jalan di dalam area TPST. ”Akses jalan sampai lokasi sudah selesai. Insya Allah pada tahun 2016 sudah bisa beroperasi,” kata Subaweh.
ARIHTA U. SURBAKTI