Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ternyata, Mbok Tumpi Nenek Capres Suriname Ditipu Belanda

Editor

Sunu Dyantoro

image-gnews
Sosromihardjo (kiri), kerabat calon presiden Suriname Raymond Sapoen, di Desa Jangkrikan Wonosobo, 12 Februari 2015. Sosromiharjo memegang foto Tumpi, istri Sapoen sekaligus nenek dari Raymond Sapoen. TEMPO/Aris Andrianto
Sosromihardjo (kiri), kerabat calon presiden Suriname Raymond Sapoen, di Desa Jangkrikan Wonosobo, 12 Februari 2015. Sosromiharjo memegang foto Tumpi, istri Sapoen sekaligus nenek dari Raymond Sapoen. TEMPO/Aris Andrianto
Iklan

TEMPO.CO, Wonosobo - Calon Presiden Suriname, Raymond Sapoen merupakan cucu dari Tumpi yang berasal dari Dukuh Polowono Desa Jangkrikan Kecamatan Kepil Wonosobo, Jawa Tengah. Semasa masih hidup, ia adalah kembang desa. Sosromihardjo, paman Tumpi saat ditemui di rumahnya di Wonosobo menggambarkan bahwa Tumi adalah gadis cantik berambutnya keriting. Kini, Sosormihardjo diperkirakan berumur 115 tahun.

Tumpi menjadi kembang desa, sehingga dilirik banyak pemuda tak hanya orang pribumi, tapi juga orang Belanda yang saat itu menjajah Indonesia. Sosromihardjo adalah adik Mbok Karijosentono. Tumpi dan Sosromihardjo merupakan anak dari Karijosentono, seorang pegawai Rumah Sakit Wonosobo.

Kini, Sosromihardjo masih sehat. Ia menyatakan, ketika Jepang menjajah Indonesia pada 1942-1945, Sosromihardjo masih mengingatnya dengan jernih. "Jepang datang ke Indonesia itu kan baru kemarin sore (belum lama)," kata Sosromihardjo kepada Tempo. Ia ingin menunjukkan bahwa ia telah dewasa ketika Indonesia di bawah pendudukan Jepang.

Tumpi meninggalkan desanya dan pergi ke Suriname sebagai kuli kontrak. Ia menggunakan nama Tumpi Karijosentono. Ia dibawa oleh seorang warek yang berasal dari kata dalam bahasa Belanda, werk. Warek merupakan orang Belanda yang bertugas mencari kuli kontrak. Berdasarkan data arsip negara Belanda, Tumpi pergi ke Suriname menggunakan nama orang tuanya, Karijosentono. Tumpi pergi ke Suriname saat berusia 16 tahun dengan tinggi badan 148 sentimeter.

Sebelumnya, Tumpi tidak pernah tahu bahwa ia akhirnya dibawa oleh Belanda ke Suriname. Sebab, werk Belanda sebenarnya menjanjikan Tumpi bekerja sebagai pegawai Belanda di Deli,  Sumatera Utara. Jadi, Tumpi sesungguhnya ditipu, kontraknya sebagai kuli dialihkan oleh Belanda dari Deli ke Suriname.

Memang,  sebagian kuli kontrak dari Jawa ini benar-benar dipekerjakan di Deli.  Warisannya masih terasa, karena kini banyak keturunan Jawa menetap di Sumatera yang dikenal sebagai Jawa Deli. Anak orang Jawa yang lahir di sini kerapa punya sebutan Pujakesuma (Putra Jawa Kelahiran Sumatera). Di kalangan kuli kontrak, mereka yang benar-benar bekerja di sejumlah perkebunan di Deli disebut Deli Terang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sedangkan kuli kontrak asal Jawa lainnya,  ternyata dipekerjakan di sejumlah perkebunan di Suriname, sebuah negara jajahan Belanda di Benua Amerika. Mereka yang bekerja ke Suriname, dikenal di kalangan kuli kontrak sebagai bekerja di Deli Peteng (Deli gelap).

Menurut pegiat komunitas Sambung Roso Jawa-Suriname, Arie Grobbee, Tumpi meninggalkan Jawa dari Pelabuhan Tanjung Priok pada 16 Agustus 1926. “Ia bekerja di perusahaan gula yang bernama N.V Nickerie Sugar Estate & Co. Ltd,” katanya saat bersama Tempo ke Desa Kepil. Arie adalah warga keturunan Belanda yang kini tinggal di Purbalingga. Sudah setahun ini, ia melakukan penelusuran terhadap warga keturunan Jawa yang menjadi kuli kontrak di Suriname.

Di Suriname, Mbok Tumpi bertemu jodoh dengan Sapoen.Ki Sapoen yang berasal dari Desa Kanding Somagede Banyumas Jawa Tengah. Ia dikirim Belanda ke Suriname pada tahun 1928, juga sebagai kuli kontrak perkebunan.

Raymond Sapoen, calon Presiden Suriname, akan bertarung pada pemilihan presiden Mei mendatang. Ia akan maju dengan dukungan Partai Pertjaja Luhur. Raymond pun mengkonfirmasi bahwa ia memang keturunan Jawa asal Banyumas.

ARIS ANDRIANTO | SUNUDYANTORO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Antisipasi Efek Cuaca Ekstrem di Jawa Tengah, BRIN Gelar Operasi TMC

24 Februari 2023

Tim BRIN dan BMKG memantau citra radar BMKG yang menjadi rangkaian operasi TMC yang dilaksanakan di Lanud Adi Soemarmo Solo di Boyolali, Jumat, 24 Februari 2023.TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Antisipasi Efek Cuaca Ekstrem di Jawa Tengah, BRIN Gelar Operasi TMC

BRIN dan BMKG menggelar Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca di Jawa Tengah untuk mengantisipasi efek Cuaca Ekstrem.


Sejarah Dunia Hari Ini Tahun 1975: Suriname Merdeka dari Belanda

25 November 2022

Kota Paramaribo di Suriname. justfunfacts.com
Sejarah Dunia Hari Ini Tahun 1975: Suriname Merdeka dari Belanda

Suriname merdeka dari penjajahan Belanda pada 25 November 1975. Dinamika perjuangan Suriname meraih kemerdekaan secara penuh tidaklah mudah.


Ekspor Naik, Pemprov Jateng Catat Surplus Perdagangan

2 November 2021

Ekspor Naik, Pemprov Jateng Catat Surplus Perdagangan

Data ekspor Jateng mengalami surplus yang paling tinggi selama 3 tahun terakhir.


Pemuda Seluruh Indonesia Ikuti Peringatan Sumpah Pemuda di Semarang

28 Oktober 2021

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, saat upacara memperingati hari Sumpah Pemuda.
Pemuda Seluruh Indonesia Ikuti Peringatan Sumpah Pemuda di Semarang

Dengan kondisi turbulensi akibat pandemi, anak muda dituntut berkontribusi untuk membantu kebangkitan bangsa.


Belajar Tangani Terorisme, Ganjar Nonton Film The Mentors

26 Oktober 2021

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memberikan sambutan dalam acara pemutaran film The Mentors di Cinema XXI The Park Solo1 Mall, Solo Baru, Sukoharjo, Selasa (26/10)
Belajar Tangani Terorisme, Ganjar Nonton Film The Mentors

Sekolah juga harus jadi sasaran pemahaman, sebab dinilai menjadi tempat yang subur untuk berkembangnya terorisme.


Pemprov Jateng Raih Anugerah Keterbukaan Informasi Publik 2021

26 Oktober 2021

Gubernur Ganjar Pranowo menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh jajaran Pemprov Jateng
Pemprov Jateng Raih Anugerah Keterbukaan Informasi Publik 2021

Keterbukaan informasi publik ini tak sekadar hak namun juga bisa dijadikan pedoman.


Di Hari Santri, Ganjar dan ASN Jateng Berpakaian Ala Santri

22 Oktober 2021

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat Hari Santri di lingkungan kerja Pemprov Jawa Tengah. Jumat (22/10).
Di Hari Santri, Ganjar dan ASN Jateng Berpakaian Ala Santri

Kepada para santri di seluruh Indonesia, Ganjar berharap santri makin adaptif dan selalu memberikan inspirasi.


Anggota DPRD Jateng Sarungan di Hari Santri

22 Oktober 2021

Anggota DPRD Jateng Sarungan di Hari Santri

Spirit perjuangan para ulama dan santri menjadi semangat pengingat untuk menghormati para guru dan kiai.


Jateng Kembali Raih Penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya

14 Oktober 2021

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo
Jateng Kembali Raih Penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya

Jateng menjadi yang terbaik karena mendapatkan penghargaan kategori Mentor, penghargaan tertinggi dalam kategori Anugerah Parahita Ekapraya.


Ganjar Bentuk Satgas Khusus Percepatan Penanggulangan Kemiskinan

8 Oktober 2021

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat pelantikan dewan kehormatan dan pengurus PMI Provinsi Jawa Tengah masa bakti 2021-2026, di Gedung Gradika Bhakti Praja, Jumat (8/10).
Ganjar Bentuk Satgas Khusus Percepatan Penanggulangan Kemiskinan

Ketua Satgas Khusus Sekda Jateng, Sumarno, akan bekerja menyelesaikan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Brebes, Banyumas, Pemalang, Banjarnegara dan Kebumen.