TEMPO.CO, Wonosobo - Calon Presiden Suriname, Raymond Sapoen merupakan cucu dari Tumpi yang berasal dari Dukuh Polowono Desa Jangkrikan Kecamatan Kepil Wonosobo, Jawa Tengah. Semasa masih hidup, ia adalah kembang desa. Sosromihardjo, paman Tumpi saat ditemui di rumahnya di Wonosobo menggambarkan bahwa Tumi adalah gadis cantik berambutnya keriting. Kini, Sosormihardjo diperkirakan berumur 115 tahun.
Tumpi menjadi kembang desa, sehingga dilirik banyak pemuda tak hanya orang pribumi, tapi juga orang Belanda yang saat itu menjajah Indonesia. Sosromihardjo adalah adik Mbok Karijosentono. Tumpi dan Sosromihardjo merupakan anak dari Karijosentono, seorang pegawai Rumah Sakit Wonosobo.
Kini, Sosromihardjo masih sehat. Ia menyatakan, ketika Jepang menjajah Indonesia pada 1942-1945, Sosromihardjo masih mengingatnya dengan jernih. "Jepang datang ke Indonesia itu kan baru kemarin sore (belum lama)," kata Sosromihardjo kepada Tempo. Ia ingin menunjukkan bahwa ia telah dewasa ketika Indonesia di bawah pendudukan Jepang.
Tumpi meninggalkan desanya dan pergi ke Suriname sebagai kuli kontrak. Ia menggunakan nama Tumpi Karijosentono. Ia dibawa oleh seorang warek yang berasal dari kata dalam bahasa Belanda, werk. Warek merupakan orang Belanda yang bertugas mencari kuli kontrak. Berdasarkan data arsip negara Belanda, Tumpi pergi ke Suriname menggunakan nama orang tuanya, Karijosentono. Tumpi pergi ke Suriname saat berusia 16 tahun dengan tinggi badan 148 sentimeter.
Sebelumnya, Tumpi tidak pernah tahu bahwa ia akhirnya dibawa oleh Belanda ke Suriname. Sebab, werk Belanda sebenarnya menjanjikan Tumpi bekerja sebagai pegawai Belanda di Deli, Sumatera Utara. Jadi, Tumpi sesungguhnya ditipu, kontraknya sebagai kuli dialihkan oleh Belanda dari Deli ke Suriname.
Memang, sebagian kuli kontrak dari Jawa ini benar-benar dipekerjakan di Deli. Warisannya masih terasa, karena kini banyak keturunan Jawa menetap di Sumatera yang dikenal sebagai Jawa Deli. Anak orang Jawa yang lahir di sini kerapa punya sebutan Pujakesuma (Putra Jawa Kelahiran Sumatera). Di kalangan kuli kontrak, mereka yang benar-benar bekerja di sejumlah perkebunan di Deli disebut Deli Terang.
Sedangkan kuli kontrak asal Jawa lainnya, ternyata dipekerjakan di sejumlah perkebunan di Suriname, sebuah negara jajahan Belanda di Benua Amerika. Mereka yang bekerja ke Suriname, dikenal di kalangan kuli kontrak sebagai bekerja di Deli Peteng (Deli gelap).
Menurut pegiat komunitas Sambung Roso Jawa-Suriname, Arie Grobbee, Tumpi meninggalkan Jawa dari Pelabuhan Tanjung Priok pada 16 Agustus 1926. “Ia bekerja di perusahaan gula yang bernama N.V Nickerie Sugar Estate & Co. Ltd,” katanya saat bersama Tempo ke Desa Kepil. Arie adalah warga keturunan Belanda yang kini tinggal di Purbalingga. Sudah setahun ini, ia melakukan penelusuran terhadap warga keturunan Jawa yang menjadi kuli kontrak di Suriname.
Di Suriname, Mbok Tumpi bertemu jodoh dengan Sapoen.Ki Sapoen yang berasal dari Desa Kanding Somagede Banyumas Jawa Tengah. Ia dikirim Belanda ke Suriname pada tahun 1928, juga sebagai kuli kontrak perkebunan.
Raymond Sapoen, calon Presiden Suriname, akan bertarung pada pemilihan presiden Mei mendatang. Ia akan maju dengan dukungan Partai Pertjaja Luhur. Raymond pun mengkonfirmasi bahwa ia memang keturunan Jawa asal Banyumas.
ARIS ANDRIANTO | SUNUDYANTORO