TEMPO.CO, Bekasi - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi meresmikan jembatan di atas Jalan Tol Bekasi Timur tepat pada hari ulang tahun Kota Bekasi yang ke-18, Selasa, 10 Maret 2015. Jembatan itu dibangun untuk mengurai kemacetan di jalan menuju Jatimulya dan tol Jakarta-Cikampek serta sebaliknya.
"Ini jawaban kami kepada netizen yang mem-bully (merisak)," kata Rahmat, Selasa, 10 Maret 2015. Pada Oktober tahun lalu, netizen merisak Kota Bekasi karena menganggap tingkat kemacetan lalu lintas Bekasi sangat parah.
Rahmat mengaku di Bekasi ada 19 titik kemacetan. Pelebaran jembatan di atas jalan tol ini merupakan salah satu solusi untuk mengurai kemacetan di Bekasi. "Akan disempurnakan tahun ini," katanya.
Dia mengatakan penyempurnaan akan dilakukan dengan melebarkan jalan di sekitar jembatan tersebut. Anggaran penyempurnaan sebesar Rp 30 miliar telah disiapkan dari bantuan Provinsi DKI Jakarta. "Nanti jalan sampai ke Bantargebang juga akan dilebarkan untuk menunjang jembatan," kata Rahmat.
Jembatan tol Bekasi Timur mulai dibangun pada Juni tahu lalu. Pembangunannya selesai pada 31 Desember 2014. Pembangunan jembatan selebar 8 meter tersebut menghabiskan dana sebesar Rp 28 miliar yang berasal dari Provinsi Jawa Barat.
Setelah jembatan itu dibangun, kepadatan arus lalu lintas di Jalan Joyo Martono, Chairil Anwar, Jatimulya, dan KH Noer Ali sedikit berkurang. Penyempurnaan jembatan ini diyakini dapat mengatasi kemacetan di jalan-jalan tersebut.
Sebelum dilebarkan, jembatan tersebut selalu padat oleh kendaraan karena lebar jembatan tak sebanding dengan volume kendaraan. Kepolisian kerap melakukan buka-tutup jalan untuk mengurai kemacetan.
ADI WARSONO