TEMPO.CO, Bogor - Sopir truk tronton bermuatan mesin konstruksi dengan nomor polisi B-9001-HQ yang diduga menjadi penyebab pertama kecelakaan beruntun di Puncak, Rabu malam, 11 Maret 2015, melarikan diri.
Truk tronton ini hilang kendali saat melintas turunan Jalan Raya Puncak, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Kecelakaan beruntun ini mengakibatkan dua tewas dan tujuh luka.
"Saat ini kami masih mencari sopir truk tronton, diduga melarikan diri setelah kendaraannya menabrak mobil Toyota Avanza dan kendaraan lain," kata Kepala Unit Laka Lantas Kepolisian Resor Bogor Inspektur Dua Asep Saifudin, Kamis dinihari, 12 Maret 2015.
Dia mengatakan, jajarannya juga masih mencari identitas sopir truk yang melarikan diri tersebut, dengan cara menghubungi perusahaan dan pemilik truk tersebut. "Kami akan berkoordinasi dengan perusahaan tempat sopir bekerja untuk mengetahui identitas sopir truk tersebut," kata dia.
Asep mengatakan, dari hasil penyidikan dan olah TKP sementara, kecelakaan tersebut diakibatkan karena truk teronton yang membawa mesin kontruksi itu kehilangan kendali saat melintasi turunan jalan di kawasan Puncak, "Diduga muatan mobil melebihi tonase sehingga kendaraan tidak dapat dikendalikan saat melintas lokasi kejadian," kata dia.
Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Bogor Ajun Komisaris Bramastiyo Priaji mengatakan untuk melakukan evakuasi kendaraan dan besi-besi mesin konstruksi muatan truk tersebut harus menggunakan mobil derek yang cukup besar. "Evakuasi kendaraan dan besi yang mencapai puluhan ton tersebut terpaksa harus menutup jalur Puncak," kata dia.
Penutupan tersebut dilakukan di pertigaan Taman Safari Indonesia untuk kendaraan dari arah Puncak dan Cianjur, serta di pertigaan Gadog, untuk menyekat kendaraan dari arah Jakarta menuju Puncak, hingga lima jam. Pada Kamis, 12 Maret 2015, pukul 02.00 WIB, arus lalu lintas sudah kembali dibuka.
M. SIDIK PERMANA