Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mencicipi Keju Lokal Rumahan  

image-gnews
Pekerja menyimpan susu sapi di dalam tempat pendingin khusus agar kualitas susu sapi tetap terjaga untuk dijadikan keju mozarella, di Sentul, Jawa Barat, 10 April 2015. TEMPO/Frannoto
Pekerja menyimpan susu sapi di dalam tempat pendingin khusus agar kualitas susu sapi tetap terjaga untuk dijadikan keju mozarella, di Sentul, Jawa Barat, 10 April 2015. TEMPO/Frannoto
Iklan

TEMPO.COJakarta - Anda ingin mencoba keju rumahan? Maka, Anda patut mencoba produk black and white buatan Ayu Utami Linggih, pemilik Rosalie Cheese, yang dijual di gerai online: rosaliecheese.itrademarket.com. Selain itu, ada pilihan lain, yakni produk Trie’s Cheese yang juga bisa dipesan secara online lewat situs triescheese.bizweb.co.id.

Ayu Utami mengatakan spesialisasinya adalah keju yang diselimuti jamur putih dan dilapisi abu kelapa. Sedangkan Trie’s Cheese, yang dimiliki oleh Tri Haryanto, mengandalkan keju mozzarella--salah satu jenis keju yang banyak digunakan untuk masakan maupun kue.

Bermula dari kesukaannya akan keju, Tri berinisiatif membuka usaha keju sejak 2010. Alasannya simpel. Ia merasa keju yang dijual di Indonesia mahal. “Rasanya juga berbeda dengan keju asli yang pernah saya cicipi dari negara asalnya,” kata Tri, seperti ditulis Koran Tempo, Ahad, 12 April 2015.

Maka, sejak lima tahun silam pria berusia 46 ini memutuskan berhenti dari pekerjaannya sebagai manajer sumber daya manusia di sebuah pertambangan batu bara demi menemukan formula yang tepat untuk setangkup keju buatan sendiri. Kurang lebih Tri melakukan 42 kali percobaan hingga tercipta Trie’s Cheese. “Stres saat mencari formulanya,” katanya.

Tri dan istrinya menjual keju buatan sendiri ini di rumah mereka di Depok. Mereka juga membuat keju jenis lain, seperti edam dan cheddar, yang sifatnya lebih kering.

 “Tapi di Indonesia, pemakan keju lebih suka keju basah seperti mozzarella dibanding keju kering,” kata Tri. “Selain itu, pembuatan keju kering memerlukan waktu yang lebih lama, sekitar empat bulan,” ia menambahkan.

Akan halnya produk keju black and white, dikatakan Ayu, mempunyai akar dari Prancis, yaitu Valencay cheese. Di negeri Napoleon, keju Valencay dibuat dari susu kambing yang bertabur abu arang. Namun Ayu memodifikasi dengan abu kelapa dan susunya diganti susu sapi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Awalnya saya buat mozzarella block karena jenis ini cukup populer di sini," kata Ayu. Keju yang acap dipakai untuk bahan pizza ini menjadi percobaan Ayu untuk menjajal pasar Indonesia. Lalu, dari mozzarella, ia mengembangkan bocconcini, yang masih satu jenis dengan mozzarella, tapi teksturnya lebih lembut. "Bocconcini ini harus disimpan dalam air dan tidak terlalu tahan lama," Ayu menjelaskan.

Di antara semua keju tersebut, ujar Ayu, haloumi adalah jenis yang paling gampang masuk lidah orang Indonesia. Keju asal Yunani ini dikonsumsi dengan cara dipanggang atau digoreng terlebih dulu. Tekstur dan rasanya mirip daging. Sifat inilah yang membuat haloumi acap dipakai sebagai pengganti daging oleh kaum vegetarian. "Rasanya tidak terlalu susu banget, sehingga dari beberapa kali uji coba, kebanyakan orang Indonesia suka ini," kata Ayu.

Semua produk keju buatan Ayu diklaim tak memakai bahan tambahan, pengawet, juga pewarna tambahan. Tak aneh hasilnya keju berwarna putih kekuningan, tidak kuning terang.

Susunya ia ambil dari peternakan sapi di Depok, Jawa Barat. "Saya benar-benar ingin menjual rasa susu asli Indonesia," katanya. Satu-satunya bahan yang harus ia datangkan dari luar hanya rennet, enzim penggumpal susu. Rosalie Cheese memberi banderol harga untuk tiap 200 gram keju dari Rp 47.500 hingga Rp 50.000.

DIANING SARI, CHETA NILAWATY, HERU TRIYONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

21 jam lalu

Mie gomak. Instagram
Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

Ada dua masakan khas masyarakat sekitar Danau Toba yang menjadi incaran pelancong dari berbagai penjuru


Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

4 hari lalu

Ketua panitia penyelenggara Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Daryono menjelaskan tentang rencana penyelenggaraan festival kuliner tersebut di Kota Solo, Jawa Tengah, Sabtu, 27 April 2024. SICF 2024 akan digelar di Stadion Manahan Solo, 9-12 Mei mendatang. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

Bagi penggemar kuliner masakan khas Indonesia jangan sampai melewatkan acara Solo Indonesia Culinary Festival atau SICF 2024


Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

13 hari lalu

Lumpia isi tahu udang menjadi salah satu jenis gorengan yang tetap sehat untuk menu buka puasa/Foto: Tupperware
Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?


10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

15 hari lalu

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu. Foto: Canva
10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.


Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

15 hari lalu

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.


Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

16 hari lalu

Empal Gentong. Shutterstock
Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

Cirebon memiliki sejumlah kuliner yang bersejarah dan memiliki cita rasa yang lezat.


Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

19 hari lalu

Gurame Nyat Nyat. Foto : yummy app
Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

Gurame nyat nyat adalah kuliner primadona yang banyak diminati wisatawan domestik dan manca negara saat berkunjung ke Bangli, Bali. Ini resepnya.


5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

21 hari lalu

Biryani, Hyderabad. Unsplash.com/Shreyak Singh
5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

Kota-kota di India ini bisa menjadi inspirasi destinasi para pecinta kuliner mencicipi hidangan khas Idul Fitri


Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

29 hari lalu

Mi lethek khas Bantul, Yogyakarta. Dok. Visiting Jogja
Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

Banyak bahan baku pangan lokal yang bisa digunakan sebagai subtitusi bahan impor untuk membuat produk kuliner sejenis, seperti mi.


Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

31 hari lalu

Ilustrasi berbagi foto kuliner di media sosial. Digitalcoco.com
Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

Bolehkah mengunggah konten atau foto-foto makananan dan kuliner saat orang tengah berpuasa Ramadan? SImak penjelasan berikut.