TEMPO.CO, Jakarta - Mandiri Sekuritas memprediksikan pertumbuhan perekonomian Indonesia pada kuartal pertama 2015 akan di bawah 5 persen. Musababnya, selain perekonomian yang memang melambat dalam dan luar negeri, belanja dan penerimaan negara meleset dari target.
Menurut Kepala Ekonom Mandiri Sekuritas Aldian Taloputra, lambatnya pertumbuhan pada kuartal pertama satu tak lepas dari baru selesainya Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBNP) 2015 pada Februari lalu. "Revisi Anggaran selesai Februari, otomatis belanja negara juga baru efektif dua-tiga bulan ke depannya," katanya di kantornya, Kamis, 23 April 2015.
Aldian menjelaskan, jika saja pemerintah tak merevisi APBN, pertumbuhan akan lebih cepat. Tapi dia menekankan bagusnya keputusan pemerintah yang merevisi APBN guna menghilangkan beban subsidi Rp 246 triliun untuk dijadikan belanja negara. Sebab, revisi belanja sudah dilakukan pada awal tahun. Dengan begitu, diharapkan pembangunan bisa terfokus tanpa terganggu revisi anggaran pata pertengahan tahun, seperti masa pemerintahan lalu.
Karena itu, Aldian optimistis perlambatan pertumbuhan perekonomian akan bisa ditanggulangi pada periode kuartal berikutnya. "Q2 (kuartal kedua) akan tumbuh sedikit karena belanja sudah mulai ada, Q3-Q4 akan melesat," ujar dia. Kalkulasi pertumbuhan ekonomi juga sudah bisa diprediksi dari data-data yang ada.
Penjualan kendaraan roda empat dan dua yang turun secara year-on-year pada angka 14,1 persen dan 19,1 persen. Konsumsi semen juga menurun 3,2 persen secara tahunan. "Belum jalannya berbagai proyek pemerintah juga berpengaruh terhadap pertumbuhan konsumsi listrik," kata Aldian.
Konsumsi listrik pada kuartal pertama 2015 hanya tumbuh 2,6 persen dari 46,81 TWH menjadi 48,04 TWH. Masih jauh dengan pertumbuhan konsumsi listrik yang terjadi sepanjang tahun lalu dengan rata-rata pertumbuhan 7,6 persen. "Di bawah 5 persen, tapi takkan setajam 4,7 persen," ujar Aldian. Rilis pertumbuhan resmi kuartal pertama akan segera dikeluarkan Badan Pusat Statistik pada 5 Mei 2015.
ANDI RUSLI