TEMPO.CO, Maryland - Sejak diluncurkan pada 24 April, 25 tahun silam, teleskop luar angkasa Hubble terbang sekitar 340 mil atau 547 kilometer di atas bumi dan mengitari bumi setiap 97 menit. Teleskop seberat 11 ton atau seukuran bus sekolah itu telah membantu ilmuwan menjelaskan benda-benda angkasa lewat gambar tajam yang dihasilkannya.
Hubble disebut sebagai teknologi paling maju dalam astronomi sejak teleskop Galileo. Hari ini Hubble berulang tahun ke-25 untuk misinya memecahkan berbagai misteri benda di ruang luar angkasa. Ilmuwan menggunakan Hubble untuk melahirkan terobosan ketika mengamati planet, bintang, dan galaksi. Juga untuk mengungkap bagian dari alam semesta yang kita belum tahu keberadaannya. Hubble masih kuat dan benar-benar dominan di bidangnya.
"Ini fantastis. Ini lebih baik dari sebelumnya. Itu bukan hanya promosi berlebihan, tapi yang sebenarnya," kata Jennifer J. Wiseman, ilmuwan senior untuk Hubble di National Aeronautics and Space Administration (NASA) Goddard Space Flight Center, Greenbelt, Maryland, Amerika Serikat. Hubble merupakan mimpi Amerika untuk menguasai sains ruang di luar angkasa.
Teleskop ini telah membuat lebih dari 1 juta pengamatan. Astronom telah menggunakan data Hubble di lebih dari 12.700 karya ilmiah. “Ini yang membuat Hubble menjadi salah satu instrumen ilmiah yang paling produktif yang pernah dibangun di jagat," demikian pernyataan NASA. Hubble adalah proyek bersama NASA dan European Space Agency.
Zoltan Levay, yang bekerja di Office of Public Outreach di Space Telescope Science Institute Johns Hopkins University, Baltimore, Maryland, mengatakan semua observasi Hubble direncanakan di tempatnya bekerja. "Kami mendapatkan semua data ilmiah dari teleskop dan memberikan data ke para astronom di seluruh dunia,” kata Levay kepada CNN, 20 April 2015.
Levay mengawasi produksi foto yang digunakan untuk menggambarkan dan mempublikasikan pekerjaan yang dilakukan oleh ilmuwan menggunakan Hubble. Ketika seseorang yang menggunakan Hubble membuat penemuan besar, tim Levay membantu menemukan gambar yang tepat. "Kami mengambil data sama seperti yang dipakai astronom, dan kami memproduksi foto."
Dia mengatakan bagian tersulit dari pekerjaannya adalah memilih foto terbaik dari ribuan yang dibuat oleh Hubble. "Ini tantangan untuk memilih satu dengan pertimbangan yang terbaik," katanya.
Penggemar Hubble berharap proyek pengintaian benda angkasa akan terus berjalan bahkan setelah penggantinya, James Webb Space Telescope (JWST), diluncurkan pada 2018 nanti. Setelah masa berlakunya habis, teleskop seberat dua ekor gajah itu akan dikembalikan NASA ke bumi.
CNN | GRAPHIC NEWS | WASHINGTON POST | AHMAD NURHASIM