TEMPO.CO, Cilacap - Pagi yang sibuk di Dermaga Wijayapura, Cilacap, Jawa Tengah. Di mulai dengan teriakan histeris keluarga Myuran Sukumaran, disusul raungan 12 ambulans memasuki area dermaga. "In the name of Jesus," demikian ucapan keluarga Sukumaran sebelum masuk dermaga, Selasa, 28 April 2015.
Tangisan pecah saat itu juga. Brintha Sukumaran bahkan harus dipapah keluarganya. Febyanti Herewila, istri Andrew Chan yang baru dinikahi kemarin, pun ikut menangis.
Sesaat setelahnya, Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah Inspektur Jenderal Noor Ali keluar dari Nusakambangan. "Kami siap melaksanakan eksekusi," katanya
Ia baru saja mengecek persiapan terakhir menjelang eksekusi nanti malam hingga Rabu dinihari besok. Regu tembak juga sudah siap. Mereka tinggal menunggu perintah dari kejaksaan.
Setiap regu tembak ini terdiri dari 14 personel, termasuk satu komandan. Namun Noor Ali tidak menyebutkan jumlah tim regu tembak yang disiapkan, hanya menyatakan kesiapan anak buahnya menjalankan tugas negara. Menurut Noor Ali, jumlah personel untuk melakukan pengamanan eksekusi tahap kedua ini mencapai 1.200 orang, termasuk personel TNI.
Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta Adi Toegarisman saat mendampingi Kapolda Jawa Tengah mengatakan, seluruh pihak yang terlibat dalam pelaksanaan eksekusi mati sudah siap. Adi juga tidak mau menyebut waktu pasti pelaksanaan eksekusi mati. Eksekusi, akan dilaksanakan di lapangan tembak Tunggal Panaluan, Nusakambangan.
Kemarin kuasa hukum terpidana mati narkoba menyebutkan, pelaksanaan eksekusi hukuman mati terhadap sembilan terpidana mati narkoba akan dilakukaan pada Selasa malam nanti. Sembilan terpidana mati tersebut adalah Andrew Chan dan Myuran Sukumaran dari duo Bali Nine (Australia), Raheem Agbaje Salami dari Nigeria, Rodrigo Gularte dari Brasil, Okwudili Oyatanze dari Nigeria, Martin Anderson alias Belo dari Ghana, Silvester Obiekwe Nwaolise alias Mustofa dari Nigeria, Zainal Abidin (Indonesia), dan Mary Jane Veloso (Filipina).
ARIS ANDRIANTO | VENANTIA MELINDA