Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Seni Menghias Caffe Latte

image-gnews
Sebuah karya latte art bergambar tulip milik salah satu peserta dalam kompetisi Latte Art Smackdown di Makassar, 26 Februari 2015, Malam. Kompetisi tersebut diikuti sejumlah pembuat kopi. TEMPO/Iqbal Lubis
Sebuah karya latte art bergambar tulip milik salah satu peserta dalam kompetisi Latte Art Smackdown di Makassar, 26 Februari 2015, Malam. Kompetisi tersebut diikuti sejumlah pembuat kopi. TEMPO/Iqbal Lubis
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Seni latte membuat secangkir kopi terlihat indah karena dihiasi berbagai pola dan gambar di permukaan latte yang menjadi salah satu faktor yang menarik pencinta kafein datang ke kedai kopi.

"Dulu seni latte tidak terlalu variatif, gambarnya hanya hati atau rosetta, sekarang ada macam-macam, seperti tiga dimensi," kata barista asal Italia Eduardo Vastolo di Le Meridien Jakarta, Rabu, 29 April 2015.

Barista dari Illy Caffe Asia Pasifik itu menjelaskan ada beberapa teknik menghias caffe latte. Yang pertama adalah membuat gambar di permukaan espresso saat proses menuang susu panas atau free pouring.

Barista menuang susu panas dari wadah berujung tajam ke cangkir berisi sedikit espresso yang dimiringkan. Dengan gerakan lihai, gambar-gambar seperti bunga dan hati akan tercipta di permukaan espresso.

Cara lain adalah etching atau menggunakan alat bantu seperti tusuk gigi atau stik tajam dari metal untuk membentuk busa-busa susu menjadi pola seperti wajah binatang. Dalam teknik ini, barista juga dapat menambahkan bubuk cokelat dan sirup cokelat untuk membentuk variasi gambar.

Eduardo mengatakan keindahan dari seni latte tidak boleh mengorbankan kualitas rasa kopi. Caffe latte yang dihias dengan teknik free pouring tidak mengubah rasa, sementara teknik etching akan memberi sentuhan cokelat tergantung dari variasi bahan yang ditambah saat menghias.

Menurut Eduardo, ada salah kaprah mengenai istilah "latte" yang beredar di kalangan penikmat kopi. Istilah yang benar adalah caffe latte. "Jika Anda ke Italia dan memesan latte, yang akan disuguhkan adalah segelas susu putih karena 'latte' artinya susu," kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Caffe latte disebut Eduardo lebih populer di Amerika Serikat. Menurut dia, caffe latte yang ada di Asia pun merupakan racikan khas Amerika Serikat. Perbedaan mencolok antara racikan kopi Italia dan Amerika adalah dari ukuran cangkir.

Di Italia, kopi disajikan di cangkir mungil yang lebih kecil dari ukuran normal. Sementara itu, orang Amerika lebih menyukai kopi yang disajikan dalam cangkir ukuran besar. Cara Amerika menyesap kopi menjadi awal dari munculnya minuman Americano, espresso yang ditambah dengan air panas. "Di Italia saat Anda memesan kopi, kami memberi ini," ujar dia seraya menunjukkan cangkir kecil.

"Karena di Amerika ingin kopi dalam cangkir lebih besar, maka kami masukkan espresso dalam cangkir besar, lalu tambah dengan air panas," kata dia.

Masyarakat di Amerika terbiasa menikmati kopi di berbagai tempat, termasuk saat berjalan kaki. Maka, wajar bila ukuran kopi yang biasa diminum di Amerika lebih besar sehingga mereka dapat berlama-lama menikmatinya.

“Di Italia, minum kopi hanya di kedai kopi. Setelah minum, mereka segera meninggalkan kedai,” ujar Eduardo.


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenang Harry Roesli dan Jejak Pengaruhnya di Budaya Musik Kontemporer

11 Desember 2023

Mengenang Musikus Bengal: Harry Roesli
Mengenang Harry Roesli dan Jejak Pengaruhnya di Budaya Musik Kontemporer

Pada 11 Desember 2004, musisi Harry Roesli tutup usia. Ia merupakan seorang pemain musik yang dijuluki Si Bengal dan pencipta lagu yang produktif.


Asyiknya Merakit Gundam Plastik

22 Oktober 2023

Asyiknya Merakit Gundam Plastik

Berawal dari anime serial Gundam, banyak orang tertarik merakit model kit karakter robot tersebut.


Khadir Supartini Gelar Pameran Tunggal "Behind The Eye"

30 Juni 2023

Konferensi pers  Solo Exhibition
Khadir Supartini Gelar Pameran Tunggal "Behind The Eye"

Pameran seni kontemporer ini dibuka untuk umum tanpa reservasi dan tidak diperlukan biaya masuk.


Kritik Dogma Seni Kontemporer, Zazu Gelar Pameran Tunggal di Orbital Dago

28 Agustus 2021

Pameran tunggal Zahrah Zubaidah alias Zazu bertajuk Studi Karantina. (Dok.Orbital Dago)
Kritik Dogma Seni Kontemporer, Zazu Gelar Pameran Tunggal di Orbital Dago

Zahra Zubaidah tidak menyangka, sekolah seni ternama itu terbatas hanya mengandalkan seni kontemporer.


Artjog MMXXI Digelar, Terapkan Konsep Pameran Luring dan Daring

8 Juli 2021

Karya seni instalasi karya sutradara Riri Riza berjudul Humba Dreams (un)Exposed dipajang di Artjog 2019. TEMPO | Shinta Maharani
Artjog MMXXI Digelar, Terapkan Konsep Pameran Luring dan Daring

Menparekraf Sandiaga Uno mengapresiasi penyelenggaraan Artjog sebagai ruang yang mempertemukan karya seni para seniman dengan publik secara luas.


Pertunjukan Daring: Gamelan, Bondres Bali, dan Nasib Pertunjukan Seni Tradisi

20 Februari 2021

Tari Legong Semarandana dalam pertunjukan Budaya Pusaka Kita: Bangga pada Budaya Nusantara yang digelar Wulangreh Omah Budaya., Sabtu, 13 Februari 2021. Tempo/Inge Klara Safitri.
Pertunjukan Daring: Gamelan, Bondres Bali, dan Nasib Pertunjukan Seni Tradisi

Omah Wulangreh menggelar pertunjukan seni dan budaya Pusaka Kita. Menampilkan musik gamelan Tari Legong Semaradana.


Sutradara Riri Riza Juga Bisa Bikin Seni Instalasi, Ada di Artjog

28 Juli 2019

Sutradara Riri Riza saat menghadiri gala premiere film Athirah di XXI Epicentrum, Jakarta, 26 September 2016. Film ini diperankan aktor diantaranya Cut Mini, Christoffer Nelwan, Indah Permatasari, Tika Bravani, dan Jajang C Noer. TEMPO/Nurdiansah
Sutradara Riri Riza Juga Bisa Bikin Seni Instalasi, Ada di Artjog

Seni instalasi karya Riri Riza bersama seniman lainnya berjudul Humba Dreams (un) Exposed ditampilkan di Artjog 2019 di Yogyakarta.


Sri Mulyani Buka Artjog 2019, Bicara Populasi dan Toleransi

26 Juli 2019

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membuka Artjog 2019 di Jogja National Museum Yogyakarta. TEMPO | Shinta Maharani
Sri Mulyani Buka Artjog 2019, Bicara Populasi dan Toleransi

Menteri Keuangan Sri Mulyani membuka Artjog 2019 dan berbicara di panggung selama 10 menit tanpa teks.


Fakta Cooke Maroney, Art Dealer Tunangan Jennifer Lawrence

7 Februari 2019

Cooke Maroney (Artforum)
Fakta Cooke Maroney, Art Dealer Tunangan Jennifer Lawrence

Tunangan Jennifer Lawrence, Cooke Maroney, adalah seorang art dealer seni kontemporer. Ia pernah bekerja dengan beberapa tokoh seni Amerika.


Nuit Blanche Taiwan 2018, Museum Tanpa Dinding

7 Oktober 2018

Pengunjung Nuit Blanche Taipei 2018 berfoto di instalasi bertajuk Hug di kota Taipei, Taiwan, Sabtu, 6 Oktober 2018. (Martha Warta Silaban/ TEMPO)
Nuit Blanche Taiwan 2018, Museum Tanpa Dinding

Sejak Sabtu malam hingga pagi hari, pengunjung Nuit Blanche dapat menikmati 70 pertunjukan dan 43 instalasi seni yang tersebar di kota Taipei, Taiwan.