TEMPO.CO , Jakarta:Tren kegiatan filantropi atau sumbangan keuntungan perusahaan untuk sosial meningkat dua kali lipat sepanjang 2014. Jumlah sumbangan perusahaan mencapai Rp 12,45 triliun, meningkat dari tahun 2013 hanya Rp 8,6 triliun. Tiap perusahaan bisa menyetorkan sedikitnya Rp 1,04 triliun per bulan untuk amal.
"Tren ini menunjukkan bahwa perusahaan percaya investasi dana sosial ke masyarakat," kata Nanik Annisa, peneliti Public Interest Research and Advocacy Center (PIRAC), saat diskusi Tren Filantropi Perusahaan, di Kedai Tjikini Jakarta, Senin, 15 Juni 2015.
Lembaga sigi bidang filantropi, PIRAC menyatakan sebanyak 400 perusahaan telah mendukung 1.416 program sosial sepanjang 2014. Jumlah ini dianggap menurun dibanding tahun 2013 yaitu 455 perusahaan menyumbang 1.856 program sosial. Meski begitu, kata Nanik, kualitas sumbangan justru membaik.
"Jumlah sumbangan di atas Rp 1 miliar mengalami peningkatan 31 persen," kata Nanik.
PIRAC mensurvei kegiatan filantropi sejumlah perusahaan nasional dan multinasional berdasarkan publikasi kegiatan di media cetak dan dalam jaringan. Hasil sigi menyatakan mayoritas perusahaan penyumbang program sosial berlokasi di Pulau Jawa. Kantor pusat lebih banyak menyumbang dibanding kantor cabang.
Selain itu, perusahaan pelaku filantropi paling besar berasal dari sektor perdagangan jasa dan investasi. Perusahaan tak lagi mencairkan dana segar, tetapi bisa berupa barang, tenaga dan keahlian. Jumlah perusahaan jenis ini mencapai 34 persen.
"Paling banyak dari perusahaan retail. Misalnya dengan cara pemberian bonus barang setelah pembelian satu barang, atau memakai uang kembali untuk amal (change for good)," kata Nanik.
Direktur Eksekutif PIRAC Hamid Abidin mengatakan puncak filantropi terjadi pada triwulan pertama 2014. Saat itu, Indonesia banyak dilanda bencana. Yaitu, letusan Gunung Sinabung dan Merapi; banjir bandang di Aceh, Manado, dan Kabupaten Bandung; serta tanah longsor di Banjarnegara dan Kabupaten Bogor. Meski bencana terjadi di tahun politik, kata Hamidin, perusahaan tak menunda kegiatan filantropi.
"Perusahaan terus menjalankan filantropi karena sudah direncanakan dan jadi program rutin," kata Hamid.
Direktur Eksekutif Dompet Dhuafa Yuli Pujihardi mengatakan perusahaan juga kerap memanfaatkan bulan Ramadhan sebagai waktu yang pas melakukan filantropi. Selain itu, tren filantropi perusahaan bisa ditingkatkan dengan penerapan insentif perpajakan bagi perusahaan. "Di beberapa negara, dana pajak bisa dipakai dana sosial. Tapi di sini belum diterapkan," kata dia.
PUTRI ADITYOWATI