Wakaf Al-Quran, Pastikan Bahan Baku Kertasnya Halal

Dua perempuan berada di antara ribuan mushaf Al Quran di Yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF) Surabaya, Selasa (7/8). ANTARA/Eric Ireng
Dua perempuan berada di antara ribuan mushaf Al Quran di Yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF) Surabaya, Selasa (7/8). ANTARA/Eric Ireng

TEMPO.COKarawang - Ingin mewakafkan Al-Quran? Pastikan bahan bakunya terjamin halal. Bahan baku halal untuk Al-Quran menjadi syarat yang dijadikan standar Pindo Deli, anak usaha Asia Pulp and Paper.

Suhendra Wiriadinata, Direktur Pindo Deli, mengatakan pihaknya mewakafkan ribuan mushaf Al-Quran yang dibuat dari kertas halal. "Kertas ini bersertifikasi halal dari MUI (Majelis Ulama Indonesia). Bahan bakunya halal. Kayunya halal, bukan kayu hasil nyolong," ujar Suhendra, Kamis malam, 9 Juli 2015.

Suhendra mengatakan kertas Al-Quran produksinya melalui pemrosesan yang halal. "Kertas ini halal dari mulai bahan baku, produksi, sampai penyimpanan. Proses produksinya tidak sama dengan kertas biasa. Kita pisahkan halal-nonhalal dan sebagainya. Proses penyimpanannya pun halal," ujarnya.

Perusahaan ini dikenal memproduksi kertas khusus Al-Quran. Namanya Quran paper product (QPP). Sebanyak 90 persen produk kertas ini diekspor ke negara-negara pusat Islam dunia, seperti Arab Saudi, Turki, Mesir, Suriah, Iran, dan Irak. “Jadi kalau orang naik haji lalu beli Al-Quran, itu kertasnya dari Indonesia. Karena tidak ada pabrik kertas di sana. Kita yang produksi kertasnya," kata Suhendra.

Asia Pulp and Paper merupakan salah satu penghasil kertas dan tisu terbesar di dunia. Perusahaan itu memproduksi lebih dari 10 juta ton kertas per tahun dan telah memasarkan produknya ke 120 negara di 6 benua.

Pada Ramadan 2015, Asia Pulp and Paper menjalankan program tanggung jawab sosial perusahaan dengan mewakafkan 300.000 Al-Quran untuk masyarakat Karawang. Program ini dimulai pada 2008.

Menurut Suhendra, pihaknya tergerak menjalankan program ini karena kebutuhan Al-Quran di Indonesia belum terpenuhi. Selain itu, menurut dia, 54 persen umat Islam di Indonesia buta Al-Quran.

HISYAM LUTHFIANA