TEMPO.CO, Jakarta - Mulai hari ini, Senin, 27 Juli 2015 dimulai pelaksanaan Masa Orientasi Siswa (MOS) atau Ospek bagi siswa Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas. Pengamat pendidikan Arief Rachman menuturkan pelaksanaan kegiatan MOS yang ideal adalah tanpa menjadi ajang balas dendam bagi senior ke juniornya.
"Kegiatan ini harus dapat memperkenalkan sekolah kepada siswa baru," kata dia, Minggu, 26 Juli 2015.
Arief menuturkan MOS seharusnya menyampaikan visi dan misi sekolah serta kegiatan yang akan dilakukan selama satu tahun. Selama MOS, siswa baru perlu diinformasikan mengenai pembagian kelas, guru-guru yang akan mengajar, kakak kelas OSIS, serta letak berbagai fasilitas sekolah. "Itu semua perkenalan," katanya.
Arief mengimbau agar jangan sampai kegiatan MOS melenceng dari itu atau ditambahkan kegiatan yang tak terpelajar. "Jangan juga siswa baru menggunakan tanda pengenal yang tak terpelajar," ujarnya. Misalnya menggunakan topi panci atau kukusan nasi. Menurut dia, lebih baik tanda pengenal sewajarnya yang mungkin ditambahkan nama pahlawan.
Arief menekankan pentingnya pengawasan dari kepala sekolah dan guru pembimbing. "Harus ada arahan dan pengawasan dari guru," kata dia. Hal ini untuk mencegah adanya kegiatan MOS yang menyimpang.
Selama tiga hari akan dilaksanakan kegiatan MOS bag siswa baru SD, SMP dan SMA. Untuk mencegah penyimpangan, Dinas Pendidikan DKI Jakarta telah mengeluarkan surat edaran Nomor 59/SE/2015 yang berisi tentang panduan pelaksanaan MOS.
Dalam surat edaran tersebut telah disebutkan agar kegiatan MOS dapat mengenal, beradaptasi dan menyatu dengan warga dan lingkungan sekolah. Surat edaran itu pun melarang penggunaan atribut atau aksesoris dan perlengkapan yang tidak pantas dan tidak mendidik digunakan oleh siswa baru.
NINIS CHAIRUNNISA