TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani menyampaikan dukungan terhadap para wanita karier yang memberikan ASI eksklusif kepada anaknya. "Pemberian ASI itu harus kita bangkitkan, bukan gerakkan. Karena ini sudah digerakkan sejak dulu," katanya saat membuka acara Seminar Media Pekan ASI Sedunia 2015 di Menara Telkom, Senin, 18 Agustus 2015.
Tak hanya mendorong para ibu untuk menyusui, dalam kesempatan yang sama, ia pun menceritakan pengalamannya saat menyusui anak-anaknya. "Pada 18 tahun lalu, saya juga seperti ibu lain, saya menyusui. Mungkin agak kuno, karena saya masih pakai kain batik," ucapnya. "Memang ribet, tapi enggak tahu, bisa aja."
Demi memberikan ASI eksklusif untuk anak-anaknya, Puan mengaku rela tidak keluar rumah selama empat bulan penuh. "Kalaupun keluar, ya paling ada urusan imunisasi atau urusan lain yang berhubungan dengan anak," ujarnya. Setelah empat bulan berlalu dan akhirnya bisa keluar rumah, Puan sering kali kaget. “Pas keluar, saya bilang sama suami saya, ‘Wah, ramai ya di luar’.”
Meski begitu, Puan bangga bisa memberikan ASI eksklusif kepada anak-anaknya. "Wanita harus bangga karena hanya seorang ibu yang bisa memberikan ASI," tuturnya. ASI juga menjadi satu pengikat yang spesial bagi ibu dan anak.
Menurut dia, wanita karier yang sedang menyusui saat ini patut bersyukur karena memberikan ASI eksklusif untuk anak selama enam bulan bukan lagi pekerjaan sulit. "Sekarang udah ada alat perah. ASI juga bisa disimpan," katanya. Ia juga meminta setiap instansi dan perusahaan mendukung gerakan pemberian ASI eksklusif dengan menyediakan ruang khusus menyusui.
DINI TEJA