TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo menghargai adanya perbedaan pendapat yang terjadi di dalam Kabinet Kerja. Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan Presiden ingin semua menterinya tidak hanya mengikuti perkataannya. ''Dalam membangun, harus ada pandangan terbuka, apalagi dalam kondisi seperti ini. Tidak semuanya harus jadi yes man,'' ucap Pramono di Kantor Sekretariat Kabinet, Kamis, 20 Agustus 2015.
Tapi, ujar Pramono, Jokowi ingin perbedaan tersebut tidak dibawa ke ruang publik. Pasalnya, jika disampaikan kepada publik, perbedaan hanya akan menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat.
Mengenai kritik yang disampaikan Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla, Pramono menegaskan, Presiden menganggap masalah tersebut sudah selesai. Selain itu, menurut Pramono, Jokowi menyukai jika ada pejabat negara yang suka berani menyuarakan pendapat.
''Bahkan beliau mencontohkan bagaimana tajamnya Gubernur DKI Jakarta itu menjadi hal yang menarik dalam bahasa beliau. Tapi, sekali lagi, perbedaan setajam apa pun diselesaikan di ruang rapat,'' tuturnya.
Istana menyatakan kisruh ini sudah selesai. Artinya, debat publik antara Rizal Ramli dan Wakil Presiden Jusuf Kalla tidak akan dilaksanakan.
Terkait dengan proyek listrik 35 ribu megawatt yang menurut Rizal Ramli tak realistis ditargetkan terpenuhi pada 2019, Pramono menyatakan Presiden saat ini menginginkan agar dua masalah yang menjadi hambatan, yaitu pembebasan tanah dan perizinan, bisa segera diselesaikan.
ANANDA TERESIA