TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Bali, Aburizal Bakrie, mendesak pemerintah membentuk badan pusat krisis untuk menangani permasalahan, terutama perekonomian dalam negeri. Ical, sapaan akrab Aburizal, jenuh dengan gesekan dan perbedaan sikap pada internal pemerintah dalam mengatasi krisis ekonomi.
"Fraksi Partai Golkar berharap pemerintah membentuk pusat krisis. Tak bisa dibiarkan satu menteri bergerak ke kanan dan menteri lain gerak ke kiri," kata Ical saat memimpin rapat fraksi di Kompleks Parlemen Senayan, Senin, 24 Agustus 2015.
Ical mengatakan penanganan masalah harus dilakukan oleh satu badan atau seseorang yang dipercaya Presiden. Badan itulah yang nantinya menjadi komando para menteri koordinator di kabinet.
"Dialah yang membuat matriks yang harus dikerjakan oleh para menteri. Tanpa itu, saya kira, kita sulit menghadapi keadaan ini," ujar Ical. "Kami harap, di bawah koordinasi pusat krisis, Indonesia jadi lebih baik."
Dalam rapat yang dihadiri semua anggota fraksi partai berlambang beringin ini, Ical juga mengkritik langkah pemerintah yang hanya berfokus menangani rendahnya penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Menurut dia, seharusnya pemerintah juga menyoroti pergerakan perekonomian rakyat.
Musababnya, 80 persen produk domestik bruto (PDB) berasal dari dunia usaha masyarakat, sisanya sebanyak 20 persen dari APBN. "Kami harap pembenahan tak hanya penyerapan APBN, tapi pada usaha bergerak, melakukan investasi," tutur Ical. Ia meminta pemerintah memberikan dukungan bagi dunia usaha, bukan makin membebani ekonomi rakyat dengan seabrek peraturan baru, pajak, dan lain-lain.
Ketua DPR Setya Novanto mendukung usul Aburizal. Menurut Novanto, yang juga politikus Partai Golkar, pemerintah perlu mengintegritaskan masukan dan langkah dari semua stafnya.
"Pusat krisis itu positif karena sekarang harus ada yang terpadu," ucapnya. Novanto yakin partainya dilibatkan dalam pembahasan pembentukan badan ini. "Presiden sudah terima masukan. Saya rasa tak ada lagi partai Koalisi Merah Putih dan Koalisi Indonesia Hebat."
PUTRI ADITYOWATI