Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Seniman Street Art Keluhkan Cap Vandalisme dari Pemerintah

Editor

Raihul Fadjri

image-gnews
Sebuah mural bertuliskan
Sebuah mural bertuliskan "Jogja Ora Didol" di dinding sebuah bangunan di Yogyakarta (17/10). Kalimat Jogja Ora Didol (Jogja tidak dijual) diperkenalkan oleh Muhammad Arif, seniman mural yang ditangkap Polisi Pamong Praja dan divonis 7 hari penjara akibat membuat mural di sudut jalan Pojok Benteng, pekan lalu. TEMPO/Suryo Wibowo
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sejumlah seniman street art mengeluhkan sikap Pemerintah Kota Yogyakarta yang masih terus menganggap praktek seni mural (lukisan dinding) sebagai bentuk vandalisme. Seniman street art, Digie Sigit, menuding Pemerintah Kota Yogyakarta membatasi kreativitas pelaku seni mural yang sebenarnya bermanfaat menyuarakan aspirasi publik.

"Pada tahun 2000-an, Pemkot Yogyakarta mendukung mural sampai seni jenis ini populer di masyarakat. Namun, setelah itu, pelaku mural malah direpresi," kata Digie Sigit saat berbicara dalam Workshop Street Art "Belajar Seni Bersama" yang digelar Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta di Lembaga Indonesia Prancis (LIP), Sabtu, 29 Agustus 2015.

Tekanan terhadap pelaku seni mural di Kota Yogyakarta, menurut Sigit, makin menjadi-jadi setahun belakangan. Beberapa tahun sebelumnya, seniman mural hanya berhadapan dengan ancaman penangkapan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). "Tapi sekarang ada juga kelompok sipil yang khusus dibentuk untuk menekan kami," ujarnya.

Meski demikian, dia yakin represi negara tak akan berhasil mematikan ekspresi seni pelaku street art. “Tekanan pada seniman justru akan menjadi bahan bakar yang menguatkan isi pesan protes kepada pemerintah pada banyak produk seni mural,” tuturnya.

Toh, dia mengakui bahwa pelarangan serampangan terhadap mural membuat gerak pelaku street art terbatas. Akibatnya, kesempatan seniman bertambah kecil untuk membuat karya yang bisa mendorong masyarakat memanfaatkan ruang publik sebagai sarana menyuarakan aspirasi yang tepat.

Di tempat yang sama, pembuat karya Anti-Tank Project, Andrew Lumban Gaol, mengaku harus mencuri waktu pada malam hari saat membuat karya poster mural untuk menghindari penangkapan Satpol PP. Saat ini kesempatan bagi seniman agar leluasa membuat mural di Yogyakarta sangat sempit dan media dinding untuk lokasi karya juga makin terbatas. "Makanya sekarang hampir tak ada karya mural monumental dan bisa bertahan lama di Yogyakarta," ucapnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Andrew mengingatkan sejarah kemunculan mural di Indonesia membuktikan produk seni ini menjadi alat efektif mendorong edukasi secara massal ke publik. Dia mencatat maestro pelukis, seperti Affandi dan Sudjojono, memakai medium dinding di perkotaan dan gerbong-gerbong kereta untuk mengkampanyekan slogan kemerdekaan saat revolusi 1945. "Vandalisme menjadi ekspresi seni ketika muncul dengan konteks dan isi yang tepat," katanya.

Kini, pemanfaatan ruang publik untuk ekspresi seni yang menyuarakan aspirasi warga Kota Yogyakarta masih terus bermunculan, meskipun aktivitas ini berisiko mengundang intimidasi kelompok sipil maupun tindakan represif dari Satpol PP. Tema mural hasil kerja banyak pelaku street art bertebaran dengan tema lingkungan, sosial, hingga penolakan pada pelanggaran HAM.

Bayu Widodo, pendiri bengkel seni Survive Garage, mencontohkan, kerja bareng seniman street art dalam menyuarakan aspirasi publik direalisasikan dalam tuntutan penuntasan kasus pembunuhan wartawan Fuad Muhammad Syafrudin di Jembatan Kewek, Kota Yogyakarta. Seniman street art menggambar mural di dua dinding Jembatan Kewek.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

4 hari lalu

Ratusan perempuan mengikuti event lari Mbok Mlayu di Kota Yogyakarta pada Hari Kartini 2024. Dok.istimewa
Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.


Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

8 hari lalu

Kampung Wisata Purbayan Kotagede Yogyakarta. Dok. Istimewa
Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.


Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

19 hari lalu

Alat Peraga Manual Pump di Kampung Kerajinan Taman Pintar Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.


3 Anggota TNI AL di Halmahera Selatan Lakukan Penganiayaan Jurnalis, Begini Kecaman dari Dewan Pers, AJI, dan KontraS

22 hari lalu

(Dari kanan ke kiri) Erick Tandjung Ketua Bidang Advokasi AJI Erick Tanjung, Anggota Dewan Pers Arif Zulkifli, Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu, dan Tenaga Ahli Hukum Dewan Pers Hendrayana, dalam Konferensi Pers untuk merespon kasus penganiayaan seorang wartawan oleh tiga angota TNI-AL Posal Panamboang, di Halmahera Selatan, Maluku Utara pada Kamis, 28 Maret 2024. Konpers digelar di Gedung Dewan Pers, Gambir, Jakarta Pusat pada Senin, 1 April 2024. TEMPO/Adinda Jasmine
3 Anggota TNI AL di Halmahera Selatan Lakukan Penganiayaan Jurnalis, Begini Kecaman dari Dewan Pers, AJI, dan KontraS

Penganiayaan jurnalis oleh 3 anggota TNI AL terjadi di Halmahera Selatan. Ini respons Dewan Pers, AJI, dan KontraS. Apa yang ditulis Sukadi?


Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

23 hari lalu

Karcis parkir yang diberi tempelan jasa titip helm di Kota Yogyakarta. (Dok: media sosial)
Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.


AJI Ternate Kecam Penganiayaan terhadap Jurnalis di Bacan

28 hari lalu

Sejumlah jurnalis yang tergabung dalam  Solidaritas Jurnalis Bali melakukan aksi di Kantor Kejaksaan Tinggi Bali, Denpasar, Bali, Rabu 1 Desember 2021. Aksi itu dilakukan untuk menuntut dua orang terdakwa dalam kasus kekerasan terhadap Nurhadi yang merupakan jurnalis Tempo di Surabaya diberikan hukuman maksimal serta mendesak Polda Jawa Timur untuk menangkap para pelaku lain dalam kasus tersebut. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
AJI Ternate Kecam Penganiayaan terhadap Jurnalis di Bacan

Kekerasan yang dilakukan anggota TNI Angkatan Laut itu merupakan bentuk penghalangan terhadap kerja jurnalistik yang tidak sepatutnya terjadi.


Indeks Keselamatan Jurnalis 2023: Ormas dan Polisi Paling Berpotensi Lakukan Kekerasan

28 hari lalu

Wartawan dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta menggelar aksi solidaritas untuk jurnalis Tempo Nurhadi, di kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta, Selasa, 11 Januari 2022. Jurnalis Tempo Nurhadi menjadi korban kekerasan ketika melaksanakan peliputan investigasi di Surabaya, Jawa Timur. TEMPO/Muhammad Hidayat
Indeks Keselamatan Jurnalis 2023: Ormas dan Polisi Paling Berpotensi Lakukan Kekerasan

Ormas dan kepolisian dianggap paling berpotensi melakukan kekerasan terhadap jurnalis.


BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

43 hari lalu

Wisatawan mengunjungi objek wisata Pantai Parangkusumo di Bantul, DI Yogyakarta, Jumat 1 Januari 2021. Pascapenutupan kawasan wisata pantai selatan Yogyakarta pada malam pergantian tahun baru, pengunjung memadati kawasan tersebut untuk menghabiskan libur tahun baru meskipun kasus COVID-19 di Yogyakarta terus meningkat. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.


Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

49 hari lalu

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta secara simbolik melakukan penutupan TPA Piyungan pada awal Maret 2024. TPA Piyungan selama ini menampung sampah dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul. (Dok. Istimewa)
Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.


Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

50 hari lalu

Sejumlah karya industri kreatif dipamerkan di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) di Yogyakarta.  (Dok. Istimewa)
Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.