TEMPO.CO, Jakarta - Langkah Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Rizal Ramli yang berencana membuka kembali kereta menuju pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, mendapat dukungan dari Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Menurut Kalla, rencana pembukaan kembali rel kereta pelabuhan memang sudah ada sejak lama. Namun, hal itu tak kunjung dilakukan karean berbagai pertimbangan. "Tapi kondisi dulu dan sekarang beda, tak bisa disamakan. Intinya rel itu masih dibutuhkan," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa 15 September 2015.
Menurutnya, pembangunan rel pelabuhan bisa berdampak baik maupun buruk. Jika dikelola dengan baik, efeknya bisa positif. Namun, dia mengaku belum mendapatkan laporan resmi mengenai pembukaan kembali jalur tersebut.
Menteri Koordinator Maritim Rizal Ramli, Kamis 10 September 2015 lalu, secara simbolis membongkar beton penghadang jalur rel kereta di lapangan penumpukan peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok.
Rizal mengatakan, adanya beton itu merupakan contoh ketidakefisienan biaya trasportasi. Padahal, sejak zaman Belanda, rel ini berfungsi sebagai jalan kereta barang agar masuk ke pelabuhan.
Menurutnya, sejak zaman Belanda, kereta api bisa langsung masuk ke pelabuhan sehingga barang setelah diperiksa langsung masuk ke atas kereta. Namun, dia menuding PT Pelindo II sengaja menutup rel tersebut dengan balok beton.
Padahal, jika kereta api bisa masuk ke pelabuhan, sepertiga kemacetan lalu lintas di sekitar Tanjung Priok berkurang. Dia menilai masalah kemacetan di Tanjung Priok sederhana, namun para pejabat membuatnya rumit. Sebelumnya kedua kerap berbeda pendapat, misalnya, terkait proyek listrik 35 ribu Mega Watt.
FAIZ NASHRILLAH
Artikel Menarik:
Ribut Pansus Pelindo II: Banteng Mau Nyeruduk Istana?