TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Korporasi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Royke Tumilaar mengatakan jumlah dana pihak ketiga (DPK) saat ini berlebih, tapi minim penyaluran pembiayaannya. “Ini karena faktor kondisi ekonomi. Ada sektor yang lesu dan mengalami penurunan, terutama yang bergantung sama komoditas,” katanya di kantornya, Kamis, 1 Oktober 2015.
Royke berharap paket kebijakan ekonomi yang digulirkan pemerintah dapat membantu menggerakkan kembali perekonomian di sektor riil. “Jadi kalau ada perubahan regulasi yang memudahkan atau memberikan insentif untuk pengusaha kita ikut senang,” katanya.
Menurut dia, ketika pengusaha mulai kembali menggerakkan lagi aktivitas usahanya, maka akan ada kebutuhan pembiayaan perbankan.
Untuk Bank Mandiri, kredit korporasi yang tengah digenjot adalah infrastruktur. Antara lain pembiayaan jalan tol, bandara, pelabuhan, kereta api, listrik, dan gas. Terkait dengan kredit bermasalah (non-performing loan) di sektor korporasi, menurut Royke, sejauh ini nilainya masih rendah yakni sekitar 1 persen. “Kalau NPL kami enggak ada masalah, relatif kecil.”
Rendahnya NPL karena Bank Mandiri menerapkan diversifikasi pembiayaan korporasi, tidak hanya tergantung pada satu bisnis.
"Antarperusahaan bisa saling membantu menutup cashflow masing-masing, sehingga pembayaran kredit pun tidak terganggu," ucap Rokye.
GHOIDA RAHMAH