TEMPO.CO , Bengkulu: PT PLN (Persero) wilayah Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) terpaksa melakukan pemadaman listrik secara bergilir hingga enam jam sehari terhadap 2,6 juta pelanggan di wilayah Jambi, Bengkulu, dan Sumatera Selatan.
Menurut Manajer area PLN Wilayah Bengkulu Joni Pagar Alam, kemarau panjang mengakibatkan PLTA Musi dan PLTA Tes yang berada di Provinsi Bengkulu mengalami kekurangan air mencapai 50 persen.
“Kurangnya pasokan air mengakibatkan dua pembangkit listrik kami, PLTA Musi dan PLTA Tes, tidak dapat beroperasi maksimal, membuat kami kekurangan pasokan listik hingga 50 persen dan mengalami defisit daya sebanyak 225-240 megawatt,” kata Joni, Kamis, 1 Oktober 2015.
Joni menjelaskan dalam keadaan normal, dua PLTA tersebut mampu menghasilkan pasokan listrik 3 x 70 + 24 mega watt. Sementara saat ini, hanya mampu menghasilkan 2 x 55 + 10 mega watt.
“Pemadaman bergilir tidak hanya dilakukan di Bengkulu, tapi juga wilayah Jambi dan Sumatera Selatan karena PLTA Musi hanya mampu memasok listrik 210 mega watt,” ujarnya.
Pemadaman bergilir, menurut Joni, akan dilakukan hingga pasokan air kembali normal di kedua pembangkit listrik tersebut.
Meski beberapa hari ini hujan telah mengguyur Provinsi Bengkulu, namun menurut dia, belum mampu meningkatkan debit air.
Pemadaman bergilir ini mendatangkan protes dari masyarakat, seperti Bagio (40) pemilik usaha pembuatan furniture di Kelurahan Sidomulyo, Kota Bengkulu.
Ia mengaku sangat dirugikan dengan adanya pemadaman listrik, apalagi dalam waktu yang cukup lama. Ini membuat dia tidak dapat menyelesaikan banyak pesanan pelanggannnya tepat waktu.
“Sebenarnya kami sangat dirugikan dengan kondisi ini, tapi tidak dapat berbuat apa-apa karena kondisinya PLN juga kekurangan pasokan listrik,” kata Bagio.
PHESI ESTER JULIKAWATI