TEMPO.CO, Bekasi - Syahrul Saleh, 30 tahun, terpaksa mengurangi kecepatan kendaraannya begitu masuk Jalan Raya Kalimalang di Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur. Soalnya, sepanjang jalur Kalimalang kini tengah dibangun proyek tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu. Walhasil, badan jalan pun menyempit, dan ini berimbas pada rusaknya jalan.
"Enggak bisa ngebut, harus pelan-pelan," kata warga Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi, tersebut, Rabu, 21 Oktober 2015. Jalan itu kini memang berlubang dan rusak akibat proyek pembangunan tol yang pernah mangkrak sejak 1998 itu.
"Kecepatan paling tinggi 20-30 kilometer per jam," kata karyawan swasta di Jakarta Barat ini. Syahrul mengaku mendukung pembangunan, tapi ia berharap pemerintah memberikan juga pelayanan yang maksimal kepada masyarakat yang terkena dampaknya. "Jalan harus diperbaiki," kata dia.
Berdasarkan pengamatan Tempo, proyek tol Becakayu membutuhkan pilar penyangga badan jalan. Adapun, pilar itu dibangun di dua sisi saluran Tarum Barat. Akibatnya, badan jalan di utara sungai terpakai sekitar delapan meter, imbasnya badan jalan menyempit. Sebagai gantinya, jalan dilebarkan sekitar delapan meter.
Namun, sepanjang jalur tersebut kondisi jalannya bergelombang, dan banyak lubang. Akibatnya, setiap hari saat jam masuk dan pulang terjadi kemacetan lalu lintas parah. Dari Pangkalan Jati, Jakarta Timur, ke Bekasi butuh waktu sekitar 1,5 jam. Soalnya, kecepatan kendaraan hanya 10-20 kilometer per jam.
Baca Juga:
Kondisi itu diperparah dengan angkutan umum yang berhenti sembarangan serta truk proyek melintas, bahkan tak jarang ekskavator turut melintas dari titik pemasangan pilar ke titik lain. Tak jarang, kendaraan nyaris tak bergerak. Tak ada pejalan kaki seliweran, karena kondisi jalannya tak layak.
Seperti diketahui, proyek tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu sempat mangkrak pada 1998. Kembali dilanjutkan pada Maret 2015 dengan target penyelesaian akhir 2017. Proyek itu terdiri atas dua seksi, yaitu seksi I (Kasablanka-Jakasampurna) sepanjang sebelas kilometer dan seksi II (Jakasampurna-Bekasi Timur) sepanjang 10,4 kilometer.
ADI WARSONO