TEMPO.CO, Jakarta - Merayakan tahun pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo, Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno mengatakan BUMN telah memberikan kontribusi cukup signifikan dalam perekonomian nasional dan penerimaan negara.
"Jumlah pajak dan dividen yang disumbangkan oleh BUMN terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun," kata Rini dalam sambutannya di acara CFO BUMN, Jakarta, Rabu, 21 Oktober 2015.
Rini mengungkapkan, kontribusi BUMN pada APBN tahun anggaran 2014 mencapai sekitar Rp 217 triliun, terdiri dari pajak sekitar Rp 177 triliun dan dividen kurang lebih Rp 40 triliun. "Jumlah tersebut kami perkirakan akan mengalami kenaikan pada tahun anggaran 2015, yaitu sebesar sekitar Rp 220 triliun," kata dia.
Compound Annual Growth Rate (CAGR) total asset dan equitas BUMN tahun 2010-2014, lanjut dia, adalah sebesar 12,9 persen, dan CAGR laba setelah pajak sebesar 9,1 persen merupakan indikator bahwa kinerja BUMN terus mengalami peningkatan dan masih terdapat room of improvement.
Rini melanjutkan, peran lain BUMN dalam mendorong laju perekonomian nasional adalah melalui capital expenditure (capex) yang juga mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Jumlah realisasi capex pada tahun 2014 mencapai kurang lebih Rp 233 triliun dan CAGR tahun 2010-2014 mencapai sekitar 30,3 persen.
Rini memperkirakan jumlah capex BUMN di tahun-tahun mendatang juga akan mengalami kenaikan sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk menambah modal negara kepada beberapa BUMN dalam rangka mengoptimalkan peran BUMN sebagai agent of development.
"Dengan peran ini BUMN diharapkan dapat mewujudkan program-program prioritas yang berorientasi pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat," ucap Rini.
Jumlah tambahan Penyertaan Modal Negara yang diterima BUMN pada tahun anggaran 2015 sebesar Rp 41,42 triliun dan tahun anggaran 2016 mencapai Rp 34,32 triliun.
MAYA AYU PUSPITASARI