TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan akan memaksa Kopami dan Kopaja untuk diintegrasikan dengan PT Transjakarta. Selain bisa membantu pembaruan armada, Transjakarta diuntungkan karena bisa menambah armada.
Ahok mengatakan integrasi Kopaja dan Kopami dengan Transjakarta bisa membantu pengusaha mendapatkan modal untuk membeli armada baru. "Kendalanya, pengusaha bus kan perorangan," ucapnya di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta Pusat, pada Rabu, 21 Oktober 2015. Menurut Ahok, mereka tidak mungkin memiliki pul sendiri, lengkap dengan perawatan yang baik serta membayar sopir cadangan. "Enggak bisa ketutup biayanya," ujarnya.
Sementara itu, jika harus diminta membeli armada baru, dipastikan mereka tidak akan mampu. "Busnya kalau beli yang baru harus kredit dengan harga baru, tapi harga tiketnya sama. Mendingan piara bus tua dong," tuturnya. Karena itu, ia akan mengkaji jumlah tarif rupiah per kilometer untuk kendaraan yang beroperasi di luar jalur bus Transjakarta. "Supaya mampu cicil bus baru."
Di sisi lain, integrasi tersebut bisa menambah armada Transjakarta sambil menunggu bus baru dibeli. "Kita enggak bisa lagi terus disandera orang-orang yang nganggep kami enggak ada bus," katanya. Penyebabnya adalah banyak bus Transjakarta yang gagal uji kir sehingga tidak dapat beroperasi. Ahok menegaskan, bus tersebut harus diperbaiki hingga memenuhi standar. "Kami memang kesulitan. Mau beli bus segitu banyak kalau lokal kan terbatas. Kami mau impor juga sayang, ekonomi sedang lesu."
Ahok memberikan kebebasan kepada operator untuk mengatur bus yang jelek tersebut. "Terserah mereka, operator. Dibuang aja udah, diganti yang baru," katanya. Ia berharap Transjakarta dapat berjalan lebih baik setelah sejak setahun lalu berganti menjadi PT. "Memang sudah sepuluh tahun kacau balau Transjakarta. Dari dulu ya begitu, operator enggak bisa diatur, terlalu banyak permainannya," ujar Ahok.
VINDRY FLORENTIN