TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah sedang mempertimbangkan hukuman kebiri bagi penjahat seksual yang mengincar anak-anak. Tindakan mengebiri itu, menurut ahli kesehatan, sebagai langkah menurunkan gairah seksual seseorang. Aksi ini bisa dilakukan dengan suntikan, tapi membutuhkan biaya yang tak murah.
Spesialis urologi dari Asri Urology Center, dr Arry Rodjani, SpU, seperti dilansir Antaranews, mengatakan salah satu cara kebiri adalah pemberian obat yang membutuhkan biaya mulai Rp 700 ribu untuk sekali penggunaan.
"Kebiri di dunia kedokteran itu dikenal ada dua macam, yakni pembedahan dan menggunakan obat. Untuk obat, biaya memang mahal. Sekali suntik bisa Rp 700 ribu sampai Rp 1 juta," ujar Arry, Kamis, 22 Oktober 2015.
Menurut dia, obat yang diberikan melalui suntikan akan menekan bagian tubuh yang memproduksi testosteron, hormon yang berperan dalam fungsi seksual laki-laki. Sekali suntik, kata Arry, obat hanya mampu bekerja untuk menurunkan gairah seksual selama 1-3 bulan. Karena itu, selain mahal, dia menilai cara ini tak efektif.
"Satu kali pemberian biasanya untuk satu bulan saja atau tiga bulan. Kalau tidak diberikan akan kembali lagi. Biaya memang mahal. Menurut saya, untuk apa diberikan? Buang-buang ongkos saja," katanya.
Adapun pengebirian dengan bedah, kata dia, lebih utama diperuntukkan bagi pengobatan, semisal kanker testis dan prostat stadium lanjut. "Surgical itu bisa indikasinya untuk pengobatan, misalnya kanker testis, kanker prostat yang lanjut. Efek sampingnya, gairah seksual akan menurun karena testisnya tidak ada. Libidonya turun," tutur Arry.
ANTARA