TEMPO.CO, Padang - Pasokan listrik di Sumatera Barat mengalami defisit 30 megawatt. Sebab, ada beberapa pembangkit listrik yang sedang dalam perbaikan dan pemeliharaan.
"Kita mengalami defisit 30 MW pada siang dan malam hari," ujar Deputi Manajer Humas PT PLN Wilayah Sumatera Barat Ridwan, Jumat, 31 Oktober 2015. Menurut dia, ada beberapa pembangkit listrik yang sedang dalam masa pemeliharaan dan perbaikan. Di antaranya PLTA Singkarak dengan status screen intake Malalo mulai 26 Oktober 2015 hingga 3 Januari 2016.
Tiga unit PLTA Maninjau dengan status major overhaul dan remotisasi mulai 10 Oktober hingga 13 November 2015. Satu unit PLTA Batang Agam sedang pemeliharaan remotisasi. PLTU Teluk Sirih dengan status first years inspection.
Kata Ridwan, empat unit PLTA Singkarak dan tiga unit PLTA Maninjau tidak beroperasi pada siang hari karena kurangnya debit air. Karena itu, dilakukan pemeliharaan. "Namun, pada malam hari, PLTA Maninjau beroperasi tiga unit dan PLTA Singkarak tiga unit untuk membantu saat beban puncak," katanya.
Selain itu, kata Ridwan, ada pembangkit dari selatan Sumatera yang sedang diperbaiki, sehingga tidak mampu menyuplai listrik ke Sumatera Barat. Misalnya, PLTGU Inderalaya GT 1,2 dengan status boroscope, PLTG Talang Duku dua unit karena gangguan GMV position error sejak 21 Oktober 2015, dan PLTG Keramasan satu unit karena gangguan vibrasi sejak 21 Oktober 2015. Kemudian PLTU Bukit Asam satu unit karena gangguan sistem governor sejak 15 Oktober 2015.
"Dan ada beberapa PLTA, PLTU, dan PLTG lainnya yang sedang masa perbaikan di wilayah selatan. Biasanya kita mendapatkan suplai dari selatan sekitar 60 MW," tuturnya.
Ridwan mengakui rusaknya beberapa PLTG di selatan Sumatera disebabkan kabut asap yang melanda kawasan tersebut sejak beberapa bulan belakangan ini, sehingga kemampuannya berkurang. Dengan demikian, kata Ridwan, saat ini daya listrik Sumatera Barat hanya mencapai 480 megawatt. Sedangkan konsumsi listrik saat beban puncak mencapai 510 megawatt, sehingga ada kekurangan 30 megawatt.
Perbaikan dan pemeliharaan ini menyebabkan PLN melakukan pemadaman bergilir pada pagi, siang, dan malam hari. "Pemadamannya sekitar tiga jam per hari," ucapnya.
Sekitar pukul 13.00 WIB, Sumatera Barat mengalami defisit 36,73 megawatt. Pembagiannya, sektor Padang 17,32 megawatt, sektor Bukittinggi 8,27 megawatt, sektor Solok 4,56 megawatt, dan Payakumbuh 4,56 watt.
Ridwan mengatakan Sumatera Barat sempat mengalami defisit 120 megawatt pada Sabtu hingga Minggu, 24-25 Oktober 2015. Dengan demikian, terjadi pemadaman bergilir hingga lima jam. "Saat itu PLTU Teluk Sirih dan Teluk Ombilin mengalami kerusakan, sehingga tak mampu menyuplai. Namun sekarang sudah berjalan lagi," ujarnya.
ANDRI EL FARUQI