TEMPO.CO, Jakarta - PT Perusahaan Listrik Negara segera membangun tower darurat pasca robohnya tujuh tower listrik di Kecamatan Jekanraya, Palangkaraya. Tujuh menara listrik itu roboh akibat hantaman angin kencang pada Sabtu, 7 November 2015.
"Pembangunan tower darurat agar pasokan listrik yang terhenti dari dari Kalimantan Selatan ke Kalimantan Tengah sebesar 40 Mega Watt (MW) kembali lancar," kata Pelaksana Tugas Satuan Komunikasi Korporat PLN, Bambang Dwiyanto dalam siaran pers tertulis, Senin, 9 November 2015.
Bambang mengatakan, Perusahaan telah mengerahkan tim khusus dari berbagai daerah, yakni Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Jawa Barat untuk membangun tujuh tower darurat. Ada 108 orang tim yang terlibat untuk pembangunan menara darurat tersebut. Dengan begitu, PLN mengharapkan tower segera beroperasi dalam lima hari lagi.
Karena lokasi pembangunan menara darurat ini tepat di samping tower yang roboh, PLN meminta masyarakat sekitar Kecamatan Jekanraya Palangkaraya untuk turut memperlancar pelaksanaan pembangunan tower darurat. "Kepada para pihak yang lahan atau tanamannya terkena pembangunan tower darurat mohon maklum," ujarnya.
Seperti diketahui, hujan deras disertai angin kencang yang terjadi di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Sabtu pekan lalu mengakibatkan robohnya tujuh tower transmisi listrik yang berkolakasi di Kecamatan Jekanraya, Palangkaraya. Ke tujuh tower tersebut yakni tower nomor 359, 360, 361, 362, 363, 364, dan 365.
Menurut kepala BMKG Palangka Raya I Wayan Mustika Kasmet, kecepatan angin yang terjadi pada Sabtu Malam mencapai 61.2 km/jam, akibat dari pergerakan awan comulu nimbus disertai tekanan arus angin kebawah yang sangat kuat.
AYU PRIMA SANDI