TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, menyiapkan lahan seluas 5.000 hektare untuk kepentingan investasi baru zona dan kawasan industri padat karya.
"Lokasi lahannya berada di wilayah Kecamatan Sukatani, Plered, dan Tegalwaru," kata Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, kepada Tempo, Senin, 23 November 2015.
Tiga wilayah kecamatan yang dikenal sebagai wilayah Purwakarta barat tersebut, Dedi menjelaskan, awalnya diproyeksikan untuk areal pertambangan. Akan tetapi, setelah pihaknya melakukan audit internal, aktivitas penambangan tidak banyak membawa manfaat buat meningkatkan kesejahteraan rakyat.
"Yang terjadi malah menimbulkan kerusakan lingkungan hidup dan tidak banyak menyerap tenaga kerja," Dedi menjelaskan. Karena itu, ia kemudian mengambil kebijakan untuk daerah tersebut agar dijadikan lokasi baru pembangunan zona dan kawasan industri.
Namun pembangun sektor industri yang akan dikembangkan di tiga kecamatan tersebut semuanya adalah industri yang berbasis ramah lingkungan, terutama garmen. "Garmen itu kan ramah lingkungan sekaligus banyak menyedot tenaga kerja," katanya.
Dengan berdirinya zona dan kawasan industri di "segitiga emas" Purwakarta barat, diharapkan menyerap banyak tenaga kerja, terutama di kalangan perempuan usia produktif.
Dedi tak menampik jika wilayah Kecamatan Sukatani, Plered, dan Tegalwaru selama ini juga banyak "mengekspor" tenaga kerja wanita sebagai pembantu, terutama ke negara Timur Tengah. Karena itu, jika banyak berdiri pabrik garmen di sana, pengiriman TKW akan bisa disetop.
Dedi membandingkan gaji para TKW yang bekerja di Arab Saudi, misalnya, tidak lebih dari Rp 2-3 juta per bulan. Sedangkan dengan menjadi karyawan pabrik garmen, seorang pekerja bisa memperoleh gaji per bulan lebih dari Rp 3 juta termasuk lembur.
"Keuntungannya, mereka bisa tetap hidup bersama keluarga, anak, dan suaminya di kampung halamannya sendiri," Dedi mengimbuhkan. Dan, suaminya yang tidak bekerja di pabrik, bisa mengembangkan usaha bercocok tanam dan beternak yang penghasilannya juga tak kalah besar.
Untuk ke depan, Purwakarta terbagi menjadi tiga zona pertumbuhan yang melahirkan keseimbangan ekonomi dan sosial. Purwakarta utara, meliputi Kecamatan Bungursari, Campaka, Cibatu, dan Purwakarta dijadikan zona modern.
Lalu di bagian selatan meliputi Pasawahan, Pondok Salam, Kiarapedes, Wanayasa, Bojong, dan Darangdan, menjadi zona peternakan dan pertanian. Kemudian zona barat yang meliputi Kecamatan Sukatani, Plered, Tegalwaru, dan Maniis menjadi daerah persenyawaan industri berbasis kultur pedesaan.
Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayan Terpadu Satu Atap (BPMPTSP) Kabupaten Purwakarta, Iyus Permana, mengatakan, saat ini Purwakarta baru memiliki satu kawasan industri dengan luas 1.100 hektare bernama Kota Bukit Indah di Kecamatan Bungur Sari.
"Tetapi semua lahan di kawasan tersebut kini sudah habis dibangun pabrik," Iyus menjelaskan. Karena itu, pihaknya sedang mengajukan pembangunan satu kawasan baru, yakni di wilayah Sukatani, Plered, dan Tegalwaru. "Supaya ke depan terjadi keseimbangan wilayah pertumbuhan pembangunannya."
NANANG SUTISNA