TEMPO.CO, Lumajang - Polisi mengantisipasi potensi kisruh dalam pemilihan kepala desa yang akan digelar secara serentak di 32 desa di Lumajang, Jawa Timur, Kamis 26 November 2015. Mereka lebih dulu menggelar simulasi pengamanan, terutama simulasi atas ancaman teror bondet atau bom ikan, Rabu pagi, 25 November 2015.
Kepala Kepolisian Resor Lumajang, Ajun Komisaris Besar Polisi Fadly Mundzir Ismail, mengatakan bahwa Lumajang saat ini dalam status siaga satu untuk pelaksanaan pilkades serentak. Daerah ini belum lama juga diguncang kasus pembunuhan petani penolak tambang pasir liar. "Ada sebanyak 2.771 personil yang dikerahkan khusus untuk pengamanan pilkades serentak," kata Fadly.
Personel yang dilibatkan antara lain BKO dari Brimob Polda Jawa Timur sebanyak tiga satuan setingkat kompi (SSK), Sabhara dan Dalmas sebanyak 3 SSK. Selain itu juga ada dari TNI dari Batalyon 527 sebanyak satu SSK dan Kodim sebanyak 2 SSK yang diperbantukan dari Koramil.
Jumlah mereka masih diperkuat dengan Satpol Pamong Praja serta Linmas sebanyak 3 Kompi yang diambil dari masing-masing desa sebanyak 10 personel.
Kepolisian setempat bahkan mendatangkan satu unit Uji Bom (jibom) dari Polda Jawa Timur untuk mengantisipasi teror bahan peledak. Kebutuhan unit itu muncul setelah ada peristiwa teror pelemparan bahan peledak yang diduga bondet di Desa Curahpetung, Kecamatan Kedungjajang, yang termasuk akan menggelar pilkades.
"Saya antisipasi karena saya lihat jumlah personel yang diturunkan kurang untuk mengantisipasi, menyusul klasifikasi desa rawan, sangat rawan dan atensi khusus," kata Fadly sambil menjelaskan kalau perkiraan awal jumlah seribu personel dianggap cukup.
Dalam simulasi pengamanan pilkades serentak yang digelar di Lapangan depan Gedung Olahraga Wirabhakti Lumajang, terdapat adegan bondet meledak di tengah kisruh penghitungan suara. Dalam insiden tersebut dua orang tersangka pelaku ditangkap dan satu orang terluka lalu dibawa dengan ambulans.
Pilkades serentak 32 desa digelar Kamis besok, 26 November 2015. Sejumlah desa masuk dalam kategori rawan, sangat rawan dan perlu atensi khusus.
DAVID PRIYASIDHARTA