TEMPO.CO, Mumbai, India - Jarang kita menemukan sumpah pernikahan "dalam sakit dan sehat" diterapkan secara harfiah dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu, Mahkamah Agung India telah memutuskan pria tidak dapat menceraikan istri yang sakit parah sekalipun sang istri setuju. Sebab, pria berkewajiban--menurut hukum Hindu--merawatnya.
Putusan itu dikatakan saat hakim menolak pengajuan cerai pria yang istrinya tengah menderita kanker payudara. Hakim khawatir pria itu telah menekan sang istri dengan menjanjikan uang biaya perawatan medisnya.
"Jelas bahwa istri membutuhkan jumlah uang yang cukup untuk pengobatan kanker payudara," kata putusan itu seperti dilansir dari laman Telegraph, 4 Desember 2015. "Oleh karena itu, tidak dapat dikesampingkan bahwa ia ingin menyelamatkan hidupnya dengan mendapatkan uang, dia setuju pada perceraian."
Dalam pernyataan mereka, para hakim mengatakan wanita itu telah setuju untuk menerima pembayaran sebesar 1,25 juta rupee atau sekitar 262 juta rupiah. Mereka menolak perceraian karena pria itu dianggap melakukan sesuatu yang sudah merupakan kewajibannya.
Para hakim malahan memerintahkan pria membayar 500 ribu rupee atau sekitar 105 juta rupiah dalam seminggu untuk perawatan medis istrinya dan mengatakan hanya membuka pengadilan perceraian sekali lagi saat wanita telah pulih.
"Ini adalah keputusan penting yang akan disambut oleh laki-laki dan perempuan," kata MA Rashid, seorang pengacara dan pendiri situs LiveLaw.in. "Lebih dari penafsiran hukum, pesan yang diberikan oleh hakim akan dipuji oleh semua pihak di India. Para hakim telah menyoroti kewajiban moral serta kewajiban hukum. "
Ia mengatakan bagaimana di India persentase yang sangat besar dari populasi wanita tidak bekerja telah membuat mereka bergantung pada suami, dan jumlah kasus perceraian di India terus meningkat.
Pasangan, yang tidak disebutkan namanya itu, menikah pada 2010 dan memutuskan untuk bercerai pada 2013. Kasus mereka menjadi perhatian para juri setelah istri mengajukan pemindahan proses peradilan dari Pengadilan Keluarga Mumbai ke Pengadilan Keluarga Hyderabad.
Hakim MY Iqbal dan C Nagappan mengutip bagian dari epos Mahabharata dalam penilaian mereka, yang menyatakan: "Di mana perempuan merasa terhormat ada dewa yang sangat bahagia, tetapi di mana mereka tidak dihormati, tidak ada ritual suci yang mendapat imbalan."
MECHOS DE LAROCHA | TELEGRAPH.CO.UK