TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tengah mempersiapkan pengadaan 4.000 closed-circuit television (CCTV) yang akan disebar di area-area publik DKI Jakarta. “Saya maunya CCTV yang bisa deteksi wajah, jadi nanti mudah diintegrasikannya,” ujar Ahok, sapaan akrabnya, saat ditemui di gedung Balai Kota Jakarta, Selasa, 8 Desember 2015.
Menurut dia, CCTV penting keberadaannya untuk meningkatkan keamanan di wilayah Jakarta. Hal ini juga perlu didukung dengan integrasi data digital penduduk lainnya, yaitu seperti dengan sistem e-KTP. “Iya jadi nanti bisa dicocokin langsung kan wajah yang di CCTV sama foto yang terdaftar di e-KTP, jadi terlacak semua,” ujar Ahok.
Selain data dasar kependudukan, ia menuturkan, diperlukan juga tambahan data lain yang lebih informatif. “Misal masukkan juga data usahanya dia apa, penghasilannya berapa, dan seterusnya,” ucapnya.
Sebelumnya, Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian mengatakan sistem keamanan DKI Jakarta berada di posisi terendah se-Asia. Adapun indikatornya adalah kurangnya keamanan digital. “Bayangkan, tidak ada CCTV yang komprehensif di Jakarta ini, yang ada hanya NTMC dan beberapa yang private,” ujarnya kemarin, saat berkunjung ke Balai Kota Jakarta.
Tito pun berharap program pengadaan CCTV massal dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tersebut dapat segera terlaksana, sehingga pemantauan keamanan di Ibu Kota dapat berjalan lebih optimal dan efektif. “Jadi kalau ada macet, kegiatan masyarakat, demo, atau peristiwa kejahatan itu akan sangat terbantu dengan CCTV,” katanya.
GHOIDA RAHMAH