TEMPO.CO, Jakarta - Guru besar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Anwar Nasution, membandingkan badan usaha milik negara dengan beberapa perusahaan ternama yang dimiliki Eka Tjipta Widjaja, Anthony Salim, dan Martua Sitorus. "Kenapa Eka Tjipta, Salim, dan Sitorus bisa kaya, sementara BUMN terus menerus minta tambahan modal?" katanya dalam Seminar Reshaping, Sharpening, dan BUMN Outlook 2016 di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Kamis, 17 Desember 2015.
Menurut pria yang pernah menjadi Ketua Badan Pemeriksa Keuangan tersebut, untuk meningkatkan efisiensi, BUMN harus melakukan restrukturalisasi agar mampu bersaing di pasar dunia. Ia menyarankan BUMN meningkatkan efisiensinya agar memberikan kontribusi kepada negara. "Tingkat efisiensi BUMN rendah. Kalau bisa, tingkatkan sedikit untuk menyumbang pertumbuhan ekonomi," ucap Anwar.
Baca Juga:
Mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia menuturkan peningkatan efisiensi juga bisa dilakukan dengan menurunkan tingkat suku bunga bank pemerintah. Sebab, Anwar menilai rendahnya efisiensi perbankan BUMN tercermin dari tingginya selisih antara tingkat suku bunga pinjaman dan suku bunga deposito, yang menjadi tertinggi se-ASEAN.
Sedangkan di dalam negeri, selisih di antara dua tingkat suku bunga itu adalah yang tertinggi pada kelompok bank-bank negara dan bank pembangunan daerah. "Kalau tidak diturunkan, mana bisa bersaing dengan Malaysia, Vietnam, dan Thailand?" ujar Anwar.
FRISKI RIANA
Baca Juga: