TEMPO.CO, Surabaya – Suasana khidmat mengiringi proses persemayaman ahli Indonesia, Benedict Anderson. Rangkaian doa versi tiga agama, dipanjatkan bergantian di ruang 8 dan 9 Rumah Duka Adi Jasa Surabaya tersebut. Kolega dan kerabat profesor emeritus dari Universitas Cornell itu berkumpul dan khusyuk berdoa untuk Ben.
Doa berdasarkan agama Islam, Budha, dan Katolik memang sesuai keinginan Ben sejak lama. Putra angkat kedua Ben, Firmansyah Irfan, adalah salah satu yang mendapat pesan khusus tersebut. “Om Ben bilang ke saya, nanti doakan saya lo ya,” ujarnya saat ditemui Tempo di lokasi, Jumat, 18 Desember 2015.
Selain kepadanya, Firmansyah pernah mendengar Ben mengucapkan permintaan serupa kepada sahabatnya, Onghokham. Karena Ong beragama Budha, doa pada persemayaman kali ini juga dipanjatkan dalam versi agama Budha. “Doa versi agama Katolik itu ya karena Om Ben beragama Katolik,” tuturnya.
Hal yang sama diungkapkan oleh angkatnya yang keempat, Ganang Indradjit Pamungkas. “Om Ben pengen didoakan oleh banyak agama, karena beliau orangnya pluralis,” kata dia.
Upacara pelepasan dan tutup peti itu dimulai pukul 17.00. Untaian doa pertama yang dipanjatkan ialah tahlilan berdasarkan agama Islam perwakilan dari Gusdurian. Dilanjutkan pembacaan Paritta yang dipimpin oleh Bhikkhu Tejjapunno dari Sangha Teravada Indonesia.
Sekitar pukul 19.00, doa arwah dipanjatkan oleh Romo Kurdo Irianto dari Gereja Katolik. Terakhir doa tutup peti dipimpin juga olehnya, untuk persiapan prosesi kremasi besok. Di sela-sela acara rangkaian doa itu, Firmansyah duduk di samping jenazah Ben untuk membaca tahlilan sendiri.
Prosesi kremasi jenazah Ben akan dilakukan besok, Sabtu, 19 Desember 2015. Sebelum diberangkatkan menuju Krematorium Eka Praya Kembang Kuning, untaian doa kembali dipanjatkan dimulai pukul 09.30 WIB di Adi Jasa.
Sesuai wasiat, abu pria yang meninggal pada usia 79 tahun itu akan ditaburkan di laut sekitar pulau Jawa. Pihak keluarga anak angkat dan kedua adiknya, Perry dan Melanie Anderson, masih berunding mengenai titik lokasi penaburan. “Tapi di dalam surat wasiat yang ditulis kuasa hukumnya, Ben menyebutkan Javanese ocean,” kata anak angkat pertama Ben, Benny Herawand.
ARTIKA RACHMI FARMITA