TEMPO.CO, Beijing - Puluhan orang hilang setelah tanah longsor melanda 22 bangunan di sebuah taman industri di kota Cina selatan Shenzhen, pada Minggu, 20 Desember 2015. Sekitar 900 orang diungsikan dan 4 ditarik dari reruntuhan dengan luka ringan serta dalam keadaan tanpa luka sama sekali.
Kantor berita Xinhua mengutip seorang pekerja lokal yang mengatakan ia melihat tanah merah dan lumpur seperti berlari menuju gedung perusahaan. Warga lain yang tinggal di sekitar 4 kilometer dari lokasi mengatakan mendengar ledakan keras di siang hari saat tanah longsor terjadi.
Pemadam kebakaran Shenzhen mengatakan telah bekerja untuk membebaskan orang yang masih terjebak. Dikabarkan oleh media pemerintah sebanyak 59 orang masih hilang. Mereka terdiri atas 36 pria dan 23 wanita. Mereka juga mengatakan bahwa tanda-tanda kehidupan telah terdeteksi di tiga lokasi terpisah.
Wakil Kepala Biro Keamanan Publik Kota Shenzhen Ren Jiguang mengatakan kepada televisi CCTV bahwa kebanyakan korban telah dipindahkan ke tempat yang aman sebelum longsor terjadi.
Biro Keamanan Umum dari pemadam kebakaran setempat mengatakan area seluas 20 ribu meter persegi kini tertutup oleh tanah, dan sekitar 1.500 petugas pemadam kebakaran telah berada di lokasi kejadian untuk mencari korban hilang.
Shenzhen merupakan salah satu kota terbesar di Cina dan kota industri utama. Media lokal melaporkan tanah di sana telah digali dalam dua tahun terakhir dalam pekerjaan konstruksi.
Dikabarkan juga bahwa tanah longsor ini telah memicu ledakan di sebuah pompa bensin di dekatnya. Sebelumnya peristiwa tanah longsor di provinsi Zhejiang, Cina, pada bulan November lalu menewaskan sedikitnya 25 orang.
BBC | DIKO OKTARA