TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mempertanyakan keberhasilan Transjakarta meraih penghargaan internasional berupa sertifikat Bronze Standard Bus Rapid Transit (BRT).
Penghargaan tersebut diberikan oleh Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) yang secara khusus menyorot enam koridor Transjakarta yang dinilai, baik dari segi kualitas infrastruktur, pelayanan, maupun operasional. "Makanya gue lagi selidikin, ni. Ada permainan apa lagi Dirutnya," ujarnya saat ditemui di gedung Balai Kota Jakarta, Rabu, 23 Desember 2015.
Ahok, sapaan akrab Basuki, menuturkan memiliki indikator sederhana untuk menilai kinerja Transjakarta. "Ya buat saya selama orang masih mengantre lama, bagi saya bukan penghargaan yang penting," ucapnya.
Menurut dia, tolok ukur waktu menunggu tersebut belum tercapai. "Lalu, berapa lama Metro Mini yang tua-tua disingkirin," katanya. Ia menargetkan seluruh indikator yang kurang tersebut harus selesai diperbaiki pada 2016.
Selanjutnya, ia pun menyoroti masih kurangnya fasilitas di halte Transjakarta, seperti toilet. "Di mana posisinya, nanti lihat situasi, toilet memang harus ada supaya gampang, " ujar Ahok lagi.
Koridor Transjakarta yang mendapatkan peringkat sebagai Bronze Standard BRT adalah Koridor 1 jurusan Blok M-Kota, Koridor 2 jurusan Pulogadung-Harmoni, Koridor 3 jurusan Kalideres-Harmoni, Koridor 5 jurusan Ancol-Kampung Melayu, Koridor 6 jurusan Ragunan-Dukuh Atas, dan Koridor 9 jurusan Pinang Ranti-Pluit.
Koridor-koridor tersebut dianggap sudah memenuhi standar Bronze BRT. Di saat yang sama, ITDP juga mendorong Transjakarta dapat meraih Gold-standard BRT dengan peningkatan pelayanan dan perbaikan.
“Beberapa koridor Transjakarta sudah memenuhi standar internasional BRT, tapi perlu peningkatan agar bisa menjadi sistem BRT yang sempurna,” ujar perwakilan ITDP berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Tempo pada Rabu, 23 Desember 2015.
GHOIDA RAHMAH | YOHANES PASKALIS