TEMPO.CO, Badung - Perjalanan skuad Persib Bandung pada tahun 2015 terbilang cukup gemilang. Armada yang dinakhodai Djadjang Nurdjaman itu berhasil merebut 2 trofi selama 2015, yaitu Piala Wali Kota Padang dan terakhir juara turnamen Piala Presiden pada Oktober 2015.
Pelatih yang akrab disapa Djanur itu mengatakan ambisi anak asuhannya untuk menorehkan prestasi masih besar. Namun kendala yang dihadapi adalah ketidakpastian kapan Liga Indonesia kembali bergulir.
"Kalau menurut saya, tahun 2015 cukup bagi Persib. Raihan prestasinya cukup bagus. Ada dua kejuaraan besar, ISL, walaupun dimulai 2014 tapi finis di 2015, kemudian Piala Presiden. Itu pencapaian yang cukup bisa dibanggakan selama 2015," ujar Djanur saat dihubungi Tempo, Rabu, 30 Desember 2015.
Prestasi itu, menurut Djanur, memudar seketika lantaran kondisi sepak bola Indonesia yang kian suram. Kondisi itu tanpa kepastian karena sikap kekanak-kanakan yang ditunjukkan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan Kementerian Pemuda dan Olah Raga. Kedua lembaga ini memilih berseteru daripada memajukan persepakbolaan Tanah Air.
Terlepas dari torehan prestasi selama 2015, dampak kisruh itu memang begitu pekat dirasakan Maung Bandung. Setelah resmi tersingkir dari ajang turnamen Piala Jenderal Sudirman pada akhir November lalu, praktis Persib tidak memiliki agenda pasti. Djanur pun mengaku terpaksa harus meliburkan anak asuhnya lantaran nihil kompetisi. "Setelahnya kita break, vakum kegiatan gara-gara sepak bola kita seperti ini," katanya.
"Sangat terasa dan sangat memilukan-lah. Sampai saat ini sudah hampir dua bulan kami tidak mempunyai kegiatan. Hanya latihan dan latihan saja tanpa ada tujuan mau ngapain, enggak tahu juga kami. Sehingga beberapa anggota dari tim berguguran, ada yang pergi pulang, mengadu nasib ke luar negeri. Orang-orang kadang mencibir kami. Tentu itu sangat berat bagi Persib," ujarnya.
Menyongsong tahun baru 2016, Djanur berharap nasib sepak bola di tanah air secepatnya menemukan titik terang, dan Liga Indonesia kembali bergulir. Dengan adanya kompetisi, kata dia, bakal kembali menghidupkan geliat olahraga paling populer di Indonesia ini.
"Harapannya yang paling utama adalah segera kembali normalnya sepak bola Indonesia dan kompetisi kembali bergulir lagi. Itu saja," katanya. "Apa pun caranya pemerintah dan PSSI silakan urus, cari solusi dan cari jalan yang terbaik. Itu saja," kata Djanur.
AMINUDIN A.S.