TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan bahwa Indonesia telah meminta agar konflik antara Arab Saudi dan Iran diselesaikan lewat pertemuan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Dia berharap, melalui diplomasi negara Islam, perselisihan tersebut bisa diredam.
"Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sudah berbicara mengenai hal ini dengan menteri luar negeri kedua negara serta Sekretaris Jenderal OKI," kata Kalla di kantor Wakil Presiden di Jakarta, Selasa, 5 Januari 2016. Menurut Kalla, konflik tersebut seharusnya diselesaikan dengan semangat keagamaan. Sebab, perselisihan dua negara Timur Tengah itu didasari perbedaan pemahaman agama, bukan konflik negara.
Menurut Kalla, hukuman yang dijatuhkan Arab Saudi kepada warganya yang kebetulan merupakan ulama Syiah memancing kemarahan warga Iran. "Walaupun dia warga negara Saudi, karena dia Syiah, maka yang protes Iran. Tapi protesnya pun berlebihan," ujarnya. Kalla meminta agar kedua negara menahan diri agar tak terjadi perang.
Hubungan antara Iran dan Arab Saudi memburuk menyusul hukuman mati terhadap al-Nimr pada Sabtu pekan lalu. Ulama pengkritik keras Kerajaan Saudi ini dihukum mati bersama 46 terpidana kasus terorisme. Nimr, 57 tahun, merupakan tokoh di balik gerakan protes anti-pemerintah di Arab Saudi pada 2011.
Eksekusi Nimr memicu demonstrasi di Iran, Irak, dan Bahrain serta kalangan Syiah di provinsi timur Saudi yang kaya minyak.
FAIZ NASHRILLAH