TEMPO.CO, Jakarta - Bupati Kepulauan Seribu Budi Utomo mengatakan dalam waktu dekat ia bersama Kepolisian Resor Kepulauan Seribu akan mengumpulkan pengusaha jasa angkutan laut yang biasa mengantarkan pengunjung ke sejumlah tempat wisata di Kepulauan Seribu.
Hal ini dilakukan untuk memberikan arahan agar para pengusaha turut berpartisipasi dalam mengantisipasi korban tenggelam di Kepulauan Seribu. "Kami berharap agar pemilik kapal memberikan masukan kepada calon pengunjung, jadi tidak hanya berpikir untung," ujarnya saat dihubungi Tempo, Rabu, 6 Januari 2016.
Budi menilai pengusaha jasa angkutan juga memiliki peran strategis dalam meminimalisasi adanya korban tenggelam, sebab sejauh ini, menurut dia, kebanyakan korban yang tenggelam justru berada di pulau yang bukan jadi prioritas utama wisata. "Banyak pengunjung yang berkemah di pulau-pulau yang bukan tempat wisata maupun permukiman, nah ini rentan dengan hal yang tidak diinginkan," katanya.
Tidak hanya itu, Budi juga menuturkan, untuk ke depan pihaknya akan menerapkan sejumlah persyaratan bagi para pengunjung yang ingin berkemah maupun melaksanakan kegiatan outdoor di seluruh pulau yang ada di Kepulauan Seribu. "Sedang kami sosialisasikan ke setiap pulau yang ada, ini ditujukan agar semua pengunjung tidak sembarangan berkemah di sini," ujarnya.
Pelajar kelas satu sekolah menengah pertama asal Bekasi, Hilman, 13 tahun, tewas tenggelam lantaran terbawa arus di pantai Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu, Jakarta, Selasa, 5 Januari 2016, sekitar pukul 16.30 WIB.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, korban bersama rombongan sekolahnya yang berasal dari SMPIT Darusalam, Cibitung, Bekasi, tiba di Pulau Kotok Besar pada Selasa, 5 Januari 2016, pukul 11.00 WIB. Kepala Kepolisian Resor Kepulauan Seribu Ajun Komisaris Besar John Weynart Hutagalung mengatakan korban bersama rekan dan gurunya sebanyak 300 orang. "Mereka berangkat dari Kaliadem, Jakarta Utara, dengan menggunakan kapal ojek," ujarnya kepada Tempo, Selasa, 5 Januari 2016.
ABDUL AZIS