TEMPO.CO, Bandung - Pelatih Kepala Persib Bandung Djadjang Nurdjaman tak mau menyebutkan pelatih yang bakal menggantikan posisinya. "Saya sudah tahu tapi bukan kapasitas saya untuk menyampaikan itu, yang pasti sudah ada," kata Djadjang kepada wartawan di lapangan Ciujung, Jalan Supratman, Kota Bandung, Senin, 11 Januari 2016.
Djanur- sapaan akrab Djadjang, belum mengetahui tentang nasibnya di Persib setelah menimba ilmu kepelatihan di Italia selama setahun. "Saya sampaikan pada pemain belum tahu seperti apa nantinya, apakah setelah pulang saya kembali di sini atau tidak, saya juga belum tahu," kata pelatih yang sukses membawa Persib menjuarai Indonesia Super League musim 2013/2014.
Sebelum meninggalkan Persib, Djanur menyampaikan terima kasih untuk anak asuhnya, manajemen, serta ofisial tim Persib yang selalu kompak, baik di luar ataupun di dalam lapangan hijau.
"Saya harus sampaikan terima kasih pada pemain, kerja samanya luar biasa selama ini, menghadirkan prestasi dari seluruh tim, pemain ofisial, bukan hanya satu elemen saja," ujarnya. "Semua sama-sama membagun kekompakan, kekeluargaan, kebersamaan dan disipilin yang tinggi, itu modalnya kita bisa sukses."
Djanur mengawali karir kepelatihannya di Persib pada musim 1994/1995, dan langsung membawa Persib menjuarai LSI pertama. Namun waktu itu dia hanya menjadi asisten pelatih, mendampingi pelatih Indra Thohir. Setelahnya, dia menukangi Persib Junior U-23.
Dia baru bergabung kembali bersama Persib senior pada 2006, sebagai asisten pelatih Arcan Iurie. Namun tidak kemudian dia memilih hengkang untuk memperdalam karir kepelatihannya di luar Bandung yakni menukangi Pelita Jaya.
Baru pada 2012, dia kembali lagi ke Persib sebagai pelatih kepala menggantikan Robby Darwis. Di musim pertamanya bersama Persib, Djanur berhasil mengantarkan skuad Maung Bandung menempati posisi 3 hasil akhir klasemen. Baru pada tahun berikutnya, dia berhasil mengantarkan Persib menjuarai ISL pada musim 2013/2014.
Di tengah kisruh kondisi sepak bola Tanah Air, Djanur tetap menunjukkan prestasinya dengan mengantar Perisb menjadi juara Piala Presiden pada Oktober 2015 lalu. Padahal, waktu itu ia beserta pemain berstatus bebas transfer. Namun berkat kepiawayannya menyatukan kebersamaan anak asuhnya, Persib berhasil keluar sebagai juara Piala Presiden.
AMINUDIN A.S.