TEMPO.CO, Depok - Dinas Pendidikan Kota Depok gagal menyerap anggaran pembangunan infrastruktur sekolah sebesar Rp 23,3 miliar. Total anggaran yang disediakan untuk pembangunan infrastruktur dan mebel pada 2015 sebesar Rp 177,9 miliar.
Kepala Seksi Sarana dan Prasarana TK, SD, dan SMP Wahyu Hidayat mengatakan anggaran tersebut digunakan untuk penambahan ruang kelas baru dan rehabilitasi sekolah. Adapun penyerapan tidak bisa direalisasikan di 29 SD, satu SMP, dan dua SMA, serta untuk pengadaan seperangkat mebel. "Tidak terserap karena gagal lelang," kata Wahyu, Senin, 11 Januari 2016.
Alasan lain anggaran tidak terserap karena ada bantuan dari pusat di sekolah yang sebelumnya sudah dianggarkan. Akhirnya, anggaran yang sudah ditentukan tidak terserap. Untuk gagal lelang disebabkan oleh peserta lelang secara umum tidak memenuhi kuorum dan syarat administrasi. "Tidak lolos kualifikasi juga peserta lelangnya,” ujarnya.
Wahyu mengatakan penyerapan tahun ini bakal lebih maksimal. Sebab, proyek pembangunan bakal dipercepat pada awal tahun anggaran. "Tahun-tahun sebelumnya pengerjaan menumpuk di akhir tahun, dan banyak yang gagal. Tahun ini digeber di awal," kata Wahyu.
Bahkan, perencanaan anggaran tahun ini untuk program pembangunan infrastruktur sudah direncanakan sejak anggaran perubahan. Pemerintah sudah merencanakan pembangunan tahun ini di perencanaan anggaran biaya tambahan 2015.
Untuk lelang, bakal langsung dimulai awal Februari 2016. Selain itu, program pembangunan tahun ini sudah banyak yang menggunakan e-catalog. "Sudah online untuk pengadaannya," ujarnya.
Tahun ini telah dianggarkan Rp 32,4 miliar untuk rehabilitasi dan penambahan ruang kelas baru. Tahun ini anggaran pembangunan infrastruktur jauh lebih kecil dari tahun lalu karena untuk rehabilitasi dan pembangunan lainnya dibangun oleh baik provinsi maupun pusat. "SMA dan SMK tahun ini menjadi kewenangan provinsi untuk membangunnya, tapi masih masa transisi," ujarnya.
IMAM HAMDI