TEMPO.CO, Yogyakarta - Ekonom Universitas Gadjah Mada Yogyakarta mengkritik pemerintah daerah yang semakin ramah terhadap investor hotel dan properti.
Direktur Magister Ekonomi Pembangunan UGM, Tri Widodo, menduga masifnya pembangunan hotel di daerah ini berhubungan erat dengan kepemilikan properti dalam jangka panjang. Tak hanya hotel, di Daerah Istimewa Yogyakarta juga marak pembangunan kondominium dan apartemen.
Tri menilai ini bagian dari pengaruh Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Perdagangan bebas di kawasan ASEAN ini memberi kelonggaran bagi kepemilikan pemodal dari negara-negara ASEAN. Lewat bisnis hotel dan properti, investor dari negara-negara itu akan bebas mendapatkan kepemilikan properti.
“Ini menakutkan karena pertumbuhan hotel hanya akan menguntungkan segelintir pemilik modal,” kata Tri ketika dihubungi, Jumat, 22 Januari 2016.
Ia mengatakan proyek pembangunan hotel memang mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Tapi sayangnya, tidak diimbangi dengan pemerataan ekonomi di sektor riil. Dia khawatir ekspansi pembangunan hotel itu menggambarkan pertumbuhan yang tidak inklusif atau hanya dikuasai kalangan kaya.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia, Istijab Danunagoro, mengatakan pada 2016, terdapat tambahan 10 hotel bintang tiga yang berdiri di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. Investornya adalah pengusaha asal Jakarta dan Yogyakarta. Menurut Istijab, 10 hotel itu telah mengantongi izin dari pemerintah Kota Yogyakarta maupun Pemerintah Kabupaten Sleman.
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia menghitung jumlah total hotel berbintang di daerah ini pada 2015 mencapai 87 hotel dan 1.010 hotel non-bintang. Jumlah kamar hotel berbintang sebanyak 8.500 kamar. Sedangkan hotel non-bintang 13 ribu kamar. “Saat ini hotel di Yogyakarta overload,” kata Istijab.
Menurut Istijab, PHRI sudah mengajukan penundaan atau moratorium izin pembangunan hotel. Pembangunan hotel di Kota Yogyakarta dihentikan pada akhir 2016. Sedangkan di Sleman pada 2015.
Saat ini investor hotel di Yogyakarta yang mengajukan permohanan izin mendirikan bangunan sebanyak 110 hotel.
SHINTA MAHARANI