TEMPO.CO, Mogadishu - Pasukan keamanan Somalia mengakhiri pengepungannya terhadap sebuah restoran di tepi pantai Mogadishu, ibu kota Somalia, yang diserang militan bersenjata Al-Shabab. Dalam operasi tersebut dikabarkan dua puluh orang tewas.
“Pasukan keamanan berhasil mengendalikan situasi tepat sebelum fajar,” kata Kapten Mohamed Hussein di lokasi penyerangan seperti dikutip dari Huffingtonpost, Sabtu, 23 Januari 2016
Namun, 20 orang yang tewas tersebut masih belum diketahui apakah sudah termasuk para anggota kelompok militan Al-Shabab. Kelompok ekstremis ini mengaku bertanggung jawab terhadap penyerangan restoran tersebut dalam siaran radio online pada Kamis kemarin.
Abdulkadir Mohammed Somow, seorang saksi mata, menuturkan ia yang hendak pergi ke luar restoran tiba-tiba mendengar sebuah ledakan besar pada Kamis malam, 21 Januari 2016. “Saya melihat seorang militan menembak membabi buta pada semua orang,” katanya.
Ia pun mengurungkan niat untuk keluar dan memutuskan untuk berlindung di dalam sebuah ruangan di restoran hingga pasukan keamanan berhasil mengevakuasi pengunjung yang terjebak di dalam.
Suara ledakan dan desingan peluru, kata Somow, terdengar tiap pasukan keamanan Somalia menyisir tiap ruangan untuk mengejar militan Al-Shabab yang bersembunyi di restoran.
Hussein, seorang polisi setempat, mengatakan pasukan keamanan mengevakuasi banyak orang yang terjebak di dalam aula restoran. Sebuah pesta berlangsung saat kelompok militan menyerang restoran.
Saksi mata mengatakan orang-orang bersenjata memasuki restoran dari arah pantai sambil berteriak, Allahu Akbar. “Secara acak mereka menembaki orang yang duduk di dekat pantai sebelum memasuki restoran,” kata Ahmed Nur, yang saat kejadian sedang berjalan di bibir pantai.
Pekan lalu, Al-Shabab menyerang pasukan penjaga perdamaian Kenya di darat daya Somalia. Grup yang berafiliasi dengan Al-Qaeda ini disebut telah membunuh seratus orang penduduk Kenya dan merampas senjata serta kendaraan milik militer.
Meski sudah terdorong keluar dari kota-kota di Somalia, kelompok Al-Shabab masih melanjutkan serangan gerilya mereka yang mematikan di seluruh negara Tanduk Afrika. Mereka biasa mengincar pasukan Uni Afrika, petugas pemerintah, dan orang asing.
HUFFINGTONPOST | AHMAD FAIZ