TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mendukung upaya pemerintah membentuk induk usaha (holding) bank badan usaha milik negara (BUMN). “Saya menyambut baik karena memang bank BUMN mayoritas yang punya pemerintah dalam arti negara,” katanya di kantornya, Kamis, 18 Februari 2016.
Menurut Agus upaya membentuk holding bank BUMN sebagai langkah restrukturisasi sepanjang dikelola profesional dan mematuhi prinsih kehati-hatian. Adanya holding bank BUMN bisa menyelaraskan rencana bisnis bank secara strategis. Itu dinilai sebagai manfaat awal dibentuk holding.
Agus mencontohkan bentuk holding bank BUMN bisa membagi fokus bisnis sesuai dengan visi misi bank. Misalnya, satu bank difokuskan pada bisnis perumahan, bank lain diarahkan kepada pengembangan ekspor dan impor. “Ada peran pemegang saham yang bisa direspons lebih cepat kalau statusnya adalah holding.”
Baca: Dari 5.200 SPBU, 400 Berkualitas Rendah
Namun, restrukturisasi bank BUMN bisa lebih bermanfaat jika dilakukan merger. Agus menyebut bentuk merger dilakukan dengan cara meningkatkan nilai bisnis, jangkauan, dan efisiensi. Misalnya jika masing-masing bank BUMN memiliki unit treasury maka dengan merger bisa disederhanakan jumlahnya.
Selain itu, kata Agus, jika dalam direksi komisaris masing-masing bank masih ada banyak bisa diminimalkan atau dikombinasikan antardireksi bank. “Tapi dengan holding sudah baik, baiknya di perencanaan strategis bisa diselaraskan juga dengan perencanaan binsis.”
DANANG FIRMANTO