TEMPO.CO, San Fransisco - Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato kunci pada acara US-ASEAN Business Council yang merupakan rangkaian KTT ASEAN-Amerika Serikat, Rabu, 17 Februari 2016. Di hadapan para pebisnis, delegasi dari ASEAN dan Amerika Serikat serta sejumlah wartawan, termasuk Tempo, Presiden Jokowi membanggakan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil.
Jokowi menyebut nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika dan indeks harga saham di Indonesia tetap stabil ketika pasar modal di Cina dan Amerika Serikat menurun drastis akibat anjloknya harga minyak mentah di pasaran. Bahkan pertumbuhan produk domestik bruto kuartal IV 2015 Indonesia bisa mencapai 5,03 persen, melampaui prediksi lembaga-lembaga keuangan.
Stabilnya kondisi perekonomian ini, menurut Presiden Jokowi, adalah buah dari kerja keras seperti melakukan konsolidasi politik, reshuffle kabinet dengan memasukkan lebih banyak teknokrat dan profesional, serta upaya membangun infrastruktur. “Secara keseluruhan saya optimistis Indonesia telah mencapai tataran stabilisasi ekonomi,” ujar Presiden Jokowi.
Namun Presiden Jokowi mengakui masih banyak hal yang harus dibenahi di Indonesia. Dia menyebut pentingnya penyederhanaan serta pembenahan perizinan, peraturan yang tumpang tindih, termasuk deregulasi Daftar Negatif Investasi. “Kami terus melakukan perbaikan, kami terus melakukan reformasi," katanya.
Menurut Jokowi, Indonesia saat ini sedang gencar melakukan supply-side reforms. Konsep tersebut pertama kali diperkenalkan Presiden Amerika Ronald Reagan dan Perdana Menteri Inggris Margareth Thatcher pada awal 1980-an. Pada intinya, konsep ini mendorong deregulasi ekonomi Inggris dan Amerika. “Saat ini, Indonesia memberlakukan kebijakan yang sama di emerging markets, yakni membebaskan bisnis dan industri dari Undang-undang dan peraturan yang berlebihan,” ucap Jokowi.
Sejak awal tahun ini, Jokowi menilai perekonomian global terus mengalami pelambatan. Banyak negara berkembang ikut mengalami penurunan. Dengan kondisi macam ini, Jokowi mendorong Bank Dunia menyediakan likuiditas yang diperlukan oleh dunia. Di saat yang sama, kata Jokowi, “Pemerintah dan perusahaan di seluruh dunia tidak boleh menunda tindakan-tindakan nyata dan aksi mendasar."
Jokowi meminta perusahaan-perusahaan multinasional melakukan investasi. "Pemerintah telah memudahkan perizinan, saatnya perusahaan berinvestasi,” ujarnya.
Presiden Jokowi berpidato dalam bahasa Inggris selama 30 menit. Tak seperti para delegasi lainnya yang bersetelan jas, ia tampil menggunakan setelan batik berwarna hijau.
Di awal pidatonya, Presiden Jokowi sempat sedikit berkelakar soal kunjungannya ke San Fransisco yang sempat batal pada Oktober 2015. Presiden mengatakan, “Walau ketika itu tergesa-gesa kembali (ke Indonesia), saya katakan, sebagaimana dikatakan mantan Gubernur California (Arnold Schwarzenegger): ‘I’ll be back’. Dan sampailah saya di sini," ujarnya, disambut tawa hadirin.
DEWI RINA (SAN FRANSISCO)