TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Sofyan Basir menargetkan tahun ini bisa menyelesaikan 10-15 proyek pembangkit listrik yang mangkrak. Proyek-proyek tersebut adalah bagian dari 34 proyek pembangkit listrik yang mangkrak dalam Fast Track Program tahap 1 dan 2.
Keyakinan Sofyan ini didasari dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan. "Dari 34 proyek, tahun ini bisa 10-15 proyek selesai," kata Sofyan, Kamis, 25 Februari 2016, di Hotel Dharmawangsa, Jakarta. Keyakinan Sofyan didasari bahwa dalam PP tersebut, PLN bisa membayar kebutuhan proyek dengan menambah utang.
Asisten Deputi Infrastruktur Energi Menteri Koordinator Perekonomian Emy Perdanahary mengatakan PP 4/2016 berisi kemudahan dalam mempercepat pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan. Kemudahan itu di antaranya soal pembebasan lahan dan penjaminan keuangan. "Ketentuan khusus itu dimuat dalam Peraturan Presiden," kata Emy.
Dalam PP 4/2016, kata Emy, peningkatan pendanaan PLN bisa berbentuk optimalisasi aset finansial, hedging, dan refinancing. Selain itu, untuk mencukupi ekuitas PLN, sumber keuangan bisa didapat melalui PMN, penerusan Pinjaman Pemerintah, penerbitan obligasi, pinjaman PT PLN dari lembaga keuangan, pengalokasian dividen PT PLN, pemberian fasilitas pembebasan PPh dalam hal dilakukan revaluasi aset, serta pendanaan lainnya.
Sofyan belum menjelaskan berapa alokasi dana untuk menyelesaikan 10-15 proyek mangkrak tersebut. Sebab, kebutuhan dana itu bergantung pada proyek mana saja yang akan dipilih untuk diselesaikan pada tahun ini. "Itu berdasarkan proyek mana yang bisa diselesaikan dalam tahun ini," kata Sofyan.
Seperti diketahui, program FTP tahap 1 berkapasitas 10 ribu megawatt (MW), sedangkan FTP tahap 2 berkapasitas 10 MW. Rata-rata 34 pembangkit yang mangkrak dalam FTP tahap 1 dan 2 berada di daerah terluar dan terpencil di Indonesia. Sebagian besar pembangkit listrik itu berjenis PLTU dan PLTG, dengan kapasitas kecil rata-rata hanya mencapai 7 MW, 10 MW, dan 20 MW.
AMIRULLAH