TEMPO.CO, Jakarta - Vice President Director PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) Rahmat Samulo mengatakan saat ini wilayah Jakarta mengalami defisit air bersih. Menurut dia, hal itu disebabkan oleh kebutuhan air bersih warga Jakarta yang meningkat setiap tahunnya.
“Saat ini defisit mencapai 9.100 liter per detik,” kata Rahmat Samulo saat mengunjungi kantor Tempo pada Kamis, 25 Februari 2016.
Menurut Samulo, kebutuhan air bersih bagi warga Jakarta saat ini mencapai 26.100 liter per detik. Jumlah itu berasal dari 10 juta warga yang tinggal di Jakarta. Estimasinya, masing-masing warga membutuhkan 100 liter air per hari.
Sedangkan untuk satu keluarga dibutuhkan 10 ribu liter per bulan. Hanya saja, ketersediaan ketahanan air di Jakarta hanya 3 persen dari total kebutuhan. Sehingga Palyja kesulitan mendapatkan bahan baku air bersih.
Saat ini, kata Rahmat, kebutuhan air bersih yang disediakan Palyja sekitar 62 persen dipasok dari Waduk Jatiluhur dan sisanya dipasok dari PDAM Tangerang.
Corporate Communications Palyja Meyritha Maryanie mengatakan akses terhadap bahan baku air di musim hujan makin sulit. Sebab, air bersih tercampur dengan air keruh. Saat hujan, endapan lumpur juga membuat air semakin keruh.
“Biasanya kami bingung kalau air di Jatiluhur dibuang ke laut,” kata Meyritha. Apalagi pelanggannya yang membutuhkan air mencapai 405 ribu.
Saat ini, kebutuhan air bersih warga Jakarta sangat bergantung pada air dari Waduk Jatiluhur dan Tangerang. Palyja berencana membuat program normalisasi air sungai agar dapat diolah dan dikonsumsi masyarakat.
AVIT HIDAYAT