TEMPO.CO, Palembang -PT OKI Pulp & Paper Mills bakal beroperasi pada Oktober 2016. Saat ini, proses pembangunan pabrik sudah berkisar 80-90 persen. Direktur PT OKI, Suhendra Wiriadinata mengatakan tujuan ekspor produksinya beberapa negara di Asia hingga eropa. Pabrik itu akan memproduksi 2 juta ton bubur kertas dan 500 ribu ton tisu. “Pasar utama kami tetap Cina dan sekarang sedang menjajaki pasar baru," kata Suhendra, Selasa, 1 Maret 2016. Ia menjelaskan saat mendampingi kunjungan kerja Menteri perindusterian Saleh Husin di area pabrik kertas itu.
Kebutuhan kertas negara tirai bambu sangat tinggi. Sedangkan produksi kertas dalam negeri Tiongkok belum mencukupi. Di Tiongkok, kata Suhendra, alamnya tidak seperti Indonesia sehingga penyediaan bahan baku menjadi terhambat.
Kementerian Perindustrian mencatat industri pulp dan kertas nasional masing-masing menghasilkan 8 juta ton per tahun untuk pulp dan 13 juta ton per tahun untuk kertas produksi 81 industri. Indonesia merupakan salah satu produsen pulp dan kertas terkemuka di dunia, dengan peringkat ke-9 untuk industri pulp dan peringkat ke-6 untuk industri kertas.
Managing Director Sinar Mas Gandi Sulistyanto memastikan peluang pasar dalam negeri masih terbuka karena konsumsi per kapita kertas Indonesia masih sangat rendah yakni 32,6 kilogram dibanding negara lainnya. Di antaranya, Amerika Serikat 324 kilogram, Belgia 295 kilogram, Denmark 270, Kanada 250, Jepang 242, Singapura 180, Korea 160, dan Malaysia 106 kilogram.
Saat ini kebutuhan kertas dunia sekitar 394 juta ton dan diperkirakan akan meningkat menjadi 490 juta ton pada 2020. Menurut Gandhi, peluang ini bisa dijadikan peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor pulp dan kertas. "Produksi di grup kami juga akan meningkat."
Menteri Saleh mengatakan industri pulp dan kertas nasional diprediksi akan tetap tumbuh sebesar 3-4 persen. Hal itu karena produk pulp dan kertas merupakan salah satu komoditas yang akan terus dikonsumsi seiring dengan tumbuhnya populasi dunia. Untuk mengejar pertumbuhan, pemerintah memberikan insentif bagi swasta yang tertarik pada industri kertas. "Kita membutuhkan investasi yang besar baik dari dalam maupun asing."
OKI Pulp & Paper berdiri di areal 1.700 hektare dan membangun pembangkit listrik berkapasitas 400-500 megawatt. Pabrik ini mengedepankan teknologi perintis yang bukan saja hemat energi tapi juga ramah lingkungan. Bahan bakunya memanfaatkan energi terbarukan yang berasal dari kulit kayu, bahan baku kayunya 100 persen berasal dari hutan tanaman industri dan hemat air.
PARLIZA HENDRAWAN