TEMPO.CO - Osama bin Laden meninggalkan kekayaan pribadi sebesar US$ 29 juta setelah kematiannya dalam sebuah serangan pada 2011. Hal itu ditunjukkan dalam sebuah surat wasiat yang ditulis oleh Osama seperti dikutip dari kantor berita BBC, Rabu, 2 Maret 2016.
Dalam surat yang disita tentara Amerika Serikat dalam sebuah serangan di Abbotabad, Pakistan, Osama meminta keluarganya menuruti wasiatnya dan menggunakan warisannya tersebut untuk "jihad, demi Allah".
Dalam surat itu, Osama juga meminta ayahnya menjaga istrinya serta anak-anaknya saat dia meninggal. Pesan itu semakin menegaskan Osama telah menyadari risiko ia dapat terbunuh dalam aksinya.
"Jika aku terbunuh, doakan aku sebanyak-banyaknya dan berikan sumbangan yang berkesinambungan dengan namaku, seperti yang aku butuhkan untuk membangun rumah permanen," ujar Osama dalam surat itu.
Walaupun Osama mengungkapkan kekayaannya tersebut berada di Sudan, tak disebutkan secara jelas apakah kekayaannya berupa uang tunai, aset, atau sesuatu yang dibuatkan khusus untuk ahli warisnya. Osama memang pernah tinggal di Sudan selama lima tahun sejak 1990 sebagai tamu kehormatan pemerintah Sudah.
Selain itu, Osama memberi penilaiannya mengenai perkembangan "perang melawan teror" dari dunia Barat dan kampanye militer Amerika di Afganistan. "Mereka berpikir perang merupakan sesuatu yang mudah, dan mereka akan menyelesaikan misinya dalam beberapa hari atau beberapa minggu," tuturnya.
"Kita butuh kesabaran yang lebih lama. Dengan kesabaran, akan terwujud kemenangan!" tulis Osama dalam surat itu.
Osama bin Laden terbunuh oleh pasukan khusus Amerika pada Mei 2011 dalam sebuah serangan di kompleks tempat tinggalnya di Abbotabad, Pakistan. Kelompok tersebut dipimpin mantan pemimpin tertinggi kedua Al-Qaeda, Ayman al-Zawahiri.
BBC | ANGELINA ANJAR SAWITRI