TEMPO.CO, Jakarta - Sejarawan Jakarta, JJ Rizal, menilai sejumlah nama yang muncul sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta belum ada yang memiliki orientasi untuk melestarikan budaya Betawi. Memang ada sejumlah bakal calon yang merupakan putra Betawi asli. Namun itu tidak membuat bakal calon itu memiliki visi yang jelas untuk mengembalikan budaya Betawi.
"Sejauh ini belum ada calon yang menempatkan kebudayaan Betawi sebagai prioritas dan program kerjanya," kata Rizal dalam diskusi "Tantangan Budaya Betawi Hadapi Arus Liberalisasi Global" di WarungKomando, Jakarta, Minggu, 6 Maret 2016.
Menurut Rizal, kebijakan yang dikeluarkan pemerintah saat ini belum bisa melindungi budaya Betawi. Meski kebijakan pemerintah ini bukanlah satu-satunya jalan untuk tetap melestarikan suatu budaya. "Namun pemerintah tetap perlu memperhatikan hal ini," katanya.
Saat ditanya apakah Rizal optimistis terhadap calon yang ada, Rizal hanya mengatakan bahwa optimis merupakan bagian dari norma. Ia hanya berharap ke depannya ada pemimpin daerah yang peduli terhadap kebudayaan Betawi.
Rizal menegaskan, hanya Ali Sadikin, Gubernur DKI Jakarta ke-9, yang bisa menunjukkan kepeduliannya terhadap budaya Betawi. Rizal mengatakan Ali berperan penting untuk menemukan identitas Betawi. Pada akhir 1970-an, Ali mengajak diskusi para masyarakat untuk mencari tahu apa sebenarnya budaya dan seni Betawi itu.
Seniman Mandra Naih juga berharap dukungan dan perhatian pemerintah daerah terhadap kebudayaan Betawi. Menurut dia, untuk melestarikan kebudayaan Betawi tidak harus memilih kepala daerah dari Betawi.
Menurut Mandra, peran serta pemerintah dalam mengembangkan seni dan budaya merupakan kewajiban. Apalagi, pemerintah sebenarnya memiliki anggaran yang disalurkan melalui dinas kebudayaan dan pariwisata. "Mau orang dari mana kek yang jadi kepala daerah Jakarta, yang penting respek terhadap kebudayaan Betawi," ujarnya.
MAWARDAH NUR HANIFIYANI