TEMPO.CO, Purwakarta - Bupati Purwakarta, Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menegaskan bahwa orang Sunda harus percaya diri dengan Bahasa Sunda dan menjadikannya sebagai bahasa pergaulan dan bahasa peradaban.
"Ada tiga hal yang menjadikan sebuah bahasa menjadi bahasa peradaban: pertama sebuah bahasa harus diakui sebagai bahasa idiologi; ketika bahasa menjadi ilmu dan ketika bahasa menjadi simbol pergaulan," kata Dedi saat menjadi pembicara "Sawala Bahasa Sunda" yang digelar Musyawarah Guru Mata Pelajaran Bahasa Sunda se-Kabupaten Purwakarta, Kamis, 10 Maret 2016.
Dedi menyatakan posisi sebuah bahasa, termasuk Bahasa Sunda, bisa dijadikan ciri karakter sebuah wilayah. Semakin jarang sebuah bahasa digunakan dalam pergaulan, maka, semakin tidak terlihat sebuah karakter wilayahnya.
Dampaknya, Dedi mengungkapkan, "Hari ini orang Sunda yang tinggal di Jawa Barat, disebut oleh beberapa media sebagai daerah yang tidak memiliki akar karakter yang kuat, karena, Bahasa Sunda sebagai bahasa ibunya jarang digunakan," ujarnya.
Walaupun Bahasa Sunda digunakan, hanya seminggu sekali setiap hari Rabu. "Ini kan sebuah persoalan, sebab, seharusnya Bahasa Sunda itu digunakan setiap hari," kata Dedi.
Agar Bahasa Sunda dapat diakui sebagai bahasa yang memiliki akar yang kuat, Dedi berujar, Bahasa Sunda harus digunakan sebagai bahasa keilmuan, misalnya, dipakai sebagai bahasa pengantar di sekolah. "Para guru nanti bisa membuat bahasa sunda menjadi bahasa ilmu, caranya, nama-nama anatomi tubuh manusia misalnya harus mulai memakai bahasa sunda," katanya.
Kepada para guru Bahasa Sunda, Dedi memberikan arahan ihwal metoda pengajaran Bahasa Sunda yang baik dan benar serta tidak ketinggalan zaman melalui pedoman pengajaran yang adaptif dengan perkembangan zaman.
"Bahasa Sunda harus mampu membuat susunan kalimat pupuh (tembang) yang disesuaikan dengan kondisi kekinian. Misalnya, membuat bait-bait pupuh yang menceritakan bahwa menggunakan sepeda motor ke sekolah itu dilarang, melawan orang tua itu tidak boleh," Dedi mengimbuhkan.
Ketua Panitia Kegiatan Sawal Bahasa Sunda, M. Taufik, mengatakan bahwa kegiatan yang dihelat oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran Bahasa Sunda itu, bertujuan agar semua guru Bahasa Sunda dapat meningkatkan kualitas dan inovasi ketika mengajar.
Menurutnya, hal ini penting dilakukan agar mata pelajaran Basa Sunda tidak terkesan membosankan. "Metoda pengajaran bahasa asing kan sangat banyak, nah Bahasa Sunda pun nggak boleh ketinggalan,” kata Taufik.
NANANG SUTISNA