TEMPO.CO, Wonosobo - Andini alias Andi Budi Sutrisno, waria yang batal menikah sejenis, menjadi satu-satunya tumpuan keluarganya. Ia tinggal di rumah sederhana berdinding kayu dengan luas 8x10 meter persegi. Andini, tinggal bersama ayah dan ibunya yang sakit di Kecamatan Kepil, Wonosobo, Jawa Tengah.
Ibunda Andini, Suminah menderita sakit stroke selama empat tahun. Ia tak bisa berdiri. Bersalaman dengan tamu pun ia tak mampu. Sedangkan, ayah Andini, Suroso sakit stroke ringan.
Andini atau Andi Budi Sutrisno, 25 tahun, sabar merawat orang tuanya. Ia punya satu saudara perempuan yang sudah berkeluarga dan tidak tinggal bersama dia dan orang tuanya. Setiap pagi hari Andini menyiapkan makanan untuk orang tua. Ia juga membersihkan semua sudut rumah dan halaman.
"Saya menjadi tulang punggung keluarga," kata Andini kepada Tempo, Kamis, 17 Maret 2016.
Ia pekerja keras. Andini pernah bekerja sebagai pekerja rumah tangga di Jakarta selama 13 bulan selepas lulus dari Madrasah Tsanawiah di Wonosobo. Ia juga membantu masak dan bersih-bersih rumah di Jalan Parangtritis, Daerah Istimewa Yogyakarta selama dua tahun. Ia juga pernah bekerja di warung sate di Yogyakarta. Baca: Andi Diminta Jauhi Kekasihnya
Untuk menyambung hidup, Andini banyak diundang untuk mengisi hajatan maupun acara desa. Ia menari dolalak, kesenian tradisional khas Kabupaten Purworejo pada acara-acara itu.
Kantor Urusan Agama Kecamatan Kepil, Wonosobo, Jawa Tengah menolak memberikan persetujuan setelah Andini mengajukan surat persyaratan menikah dengan pasangannya, Didik Suseno pada Selasa, 7 Maret 2016. Saat itu Andini dan Didik yang disertai keluarganya meminta Kepala KUA Kecamatan Kepil, Slamet Zaenal untuk mencatatkan pernikan mereka. BACA: Andini Sudah Berbaju Pengantin
Meski ditolak KUA, pada Sabtu, 12 Maret 2016 mereka tetap melanjutkan acara pernikahannya. Tetapi pada hari itu, sejumlah polisi mendatangi rumah Andini. Mereka ke sana setelah mendapat laporan adanya pernikahan Andini dan pasangannya. Polisi meminta klarifikasi tentang pernikahan laki-laki.
SHINTA MAHARANI