TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dari Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Sebastian Salang, berpesan kepada para relawan khususnya relawan gubernur yang akan maju pada pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017.
"Setelah calonnya (misalnya) terpilih, memastikan pemimpin yang menang menjalankan kontrak politiknya," kata Sebastian Salang di Jakarta, Jumat, 18 Maret 2016.
Sebastian mengatakan tugas relawan membantu yang didukung terpilih menjadi kepala daerah, bukan menggerogoti kebijakan pasangan yang diusung.
Relawan harus menjadi kontrol dan memastikan program pemimpin daerah dilaksanakan. Pengawasan bisa dilakukan melalui kepala daerah langsung atau perwakilan di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Menurut Sebastian, pada pemilihan kepala negara, sebutan relawan sedikit tercoreng. Sebab ada relawan yang bekerja dengan pamrih dan mendapat jatah atau jabatan di suatu institusi. "Jadi bukan kerja tanpa pamrih," katanya.
Sebastian pun mendorong relawan salah satu calon gubernur pada pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017, yaitu Basuki Tjahaja Purnama. Relawan yang sering disebut Teman Ahok, kata dia, harus mampu membuktikan bekerja tanpa pamrih.
Selain Teman Ahok, kini bermunculan istilah-istilah dari para relawan yang mendukung calon gubernur yang akan maju pada pemilihan Gubernur DKI Jakarta.
Sebut saja selain Teman Ahok, ada juga relawan Suka Haji Lulung, Sahabat Sandiaga Uno, bahkan belum lama muncul tagar #SahabatDjarot.
Ketua Srikandi Partai Hanura Miryam Haryani mengatakan hal yang sama. Ia menolak dengan tegas jika ada relawan yang meminta jatah misalnya jabatan di partai politik. Menurut dia, relawan seperti itu tidak mencerminkan dukungan yang tulus kepada calon yang diusungnya.
DANANG FIRMANTO